Puncak Festival Kurikulum Merdeka: Ajang berbagi Inspirasi, Ekspresi, Edukasi dan Kolaborasi

Puncak Festival Kurikulum Merdeka: Ajang berbagi Inspirasi, Ekspresi, Edukasi dan Kolaborasi

Penyerahan Penghargaan Karya Terpilih Potret Cerita Kurikulum Merdeka


Jakarta, 5 Juli 2024_Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menenganh (Ditjen PDM) Kemdikbudristek menghelaat acara besar bertajuk Puncak Festival Kurikulum Merdeka.  Puncak Festival  Kurikulum Merdeka 2024 adalah kegiatan yang dirancang untuk menyediakan ruang inspirasi, ekspresi, edukasi dan kolaborasi kepada murid, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.  

“Puncak Festival Kurikulum Merdeka ini menyajikan berbagai kegiatan menarik dan inspiratif. Salah satunya dengan menampilkan 46 karya terpilih dari 43 ribu karya yang telah dikirim oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua yang mengirimkan Potret Cerita Kurikulum Merdeka. Di sini, para peserta dapat berbagi pengalaman dan praktik baik dalam implementasi Kurikulum Merdeka serta berbagi semangat menyambut Tahun Ajaran Baru 2024/2025,” ujar Iwan saat ditemui di Jakarta, Kamis (4/7).

Sebanyak 4 karya dari 46 karya terpilih tersebut berasal dari Jawa Barat, yaitu atas nama 1) Muhammad Attalah Rasikhah dari SLBN Cicendo Kota Bandung, untuk Karya Video Peserta Didik, 2) Shibyani Khoerunnisa dari SMAN 1 Gegesik Kab. Cirebon untuk Karya Foto Peserta Didik, 3) Furqon Nurahman dari SDN Beji 3 Kota Depok untuk Karya Foto Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan 4) Dadan Ramdani Saleh dari TK Islam Assuryaniyah Kota Bekasi, untuk  Karya Video Orang Tua Peserta Didik.  

Rangkaian acara juga diisi dengan gelar wicara yang menghadirkan sosok-sosok inspiratif dari stakeholder pendidikan seperti peserta didik, guru, orang tua, praktisi pendidikan, dan pemerintah daerah. Gelar wicara yang dipandu oleh Nucha Bachri dan Shahnaz Haque sebagai moderator ini akan membahas semangat menciptakan pembelajaran menyenangkan untuk peserta didik dan gotong royong memperkuat ekosistem pendidikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka serta Gerakan Merdeka Belajar.

Selain itu ada sesi Kids Talk yang menampilkan murid-murid berbakat dan berbagi cerita tentang pengembangan diri di sekolah. Nabila Ramadhani, seorang murid dari SDN 2 Citatah, Kabupaten Bandung Barat, dengan fasih dan percaya diri bercerita pengalamannya di sekolah belajar public speaking.   

“Waktu kelas 2, Bila diajarin public speaking, asalnya Bila malu-malu, lama-lama Bila suka karena ternyata seru banget” ujar siswa Kelas 2 ini menjelaskan apa yang diajarkan gurunya di sekolah.  

Berikutnya, Muhammad Attalah Rasikhah, murid tunarungu dari SLBN Cicendo, Kota Bandung, turut bercerita tentang kesenangan belajar di sekolah dengan dukungan guru-guru yang terus percaya dengan potensi, bakat dan minat murid.   Di panggung utama Festival Kurikulum Merdeka, Attalah, dengan dibantu bahasa Isyarat menjelaskan hobbynya membuat komik dan cita-citanya menjadi comic creator  yang sukses.  

Hadir juga, Gilbert Jambormias, murid dari SMA Xaverius Ambon, dengan sajian musik khas Maluku yang mencerminkan toleransi yang dibangun melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).  Bersama rekan-rekannya Gilbert bercerita bagaimana mereka belajar musik dengan bergembira dan juga mempersembahankan lagu kepada pengunjung JCC.

Skip to content