BBPMP Jabar Pastikan Konten Sosialisasi Program Prioritas Berkualitas

BBPMP Jabar Pastikan Konten Sosialisasi Program Prioritas Berkualitas

Foto Bersama Kegiatan Review Konten Program Prioritas Kebijakan Merdeka Belajar
Fotografer: M Diva

BANDUNG , 8 Agustus 2024 – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat terus berupaya menghadirkan konten sosialisasi program prioritas lebih berkualitas. Upaya ini dilakukan dengan melakukan serangkaian review terhadap konten program prioritas Merdeka Belajar yang dihasilkan tim pengelola komunikasi dan publikasi BBPMP Jabar.

Review konten secara khusus dilakukan selama tiga hari, 6-8 Agustus 2024, di Hotel Sukajadi, Kota Bandung. Selain tim internal, BBPMP Jabar juga mengundag tim publikasi Dinas Pendidikan di Bandung Raya, influencer pendidikan lokal, dan pemenang konten Festival Kurikulum Merdeka 2024. Peserta juga mendapat pengayaan konten dari tiga narasumber, terdiri atas Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto, pakar komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dian Nurcahyo, dan Kepala Biro B-Universe Media Holding Jawa Barat Najip Hendra SP.

“Selama kegiatan dilakukan review terhadap berbagai topik konten prioritas Merdeka Belajar. Sebut saja misalnya Gerakan Sekolah Sehat, Asesmen Nasional, dan lain-lain. Kami menargetkan berhasil membuat 48 konten berkualitas, baik dalam bentuk teks, infografis, maupun video untuk disajikan pada platform media sosial BBPMP Jabar,” papar Agus Ramdani, PIC PDM 7 BBPMP Jabar yang membidangi komunikasi dan publikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen PDM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), saat ditemui usai penutupan kegiatan.

Agus merinci lebih jauh, review bertujuan memastikan keselarasan konten yang diproduksi selaras dengan tujuan dan sasaran program kebijakan Merdeka Belajar. Kemudian, mengevaluasi menyeluruh terhadap kualitas konten dari segi isi, bahasa, visual, dan penyampaian. Terakhir, mengidentifikasi aspek-aspek konten yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas.

“Kami ingin memastikan bahwa seluruh konten yang telah diproduksi Tim Kerja 02 PDM 7 terkait Merdeka Belajar memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Juga relevan dengan tujuan dan sasaran program, sejalan dengan komitmen BBPMP Jabar untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan Merdeka Belajar,” papar Agus.

Relevansi Kebijakan

Sementara itu, Kepala Bagian Umum BBPMP Jabar Mardi Wibowo yang hadir mewakili Kepala BBPMP Jabar Sri Wahyuningsih menekankan pentingnya memastikan bahwa konten yang disajikan memiliki relevansi dengan program itu sendiri. Dalam hal ini, konten bukan hanya menuntut kualitas, melainkan turut mempertimbangkan relevansi dengan kebijakan.

“PDM 7 merupakan andalan dalam komunikasi dan publikasi BBPMP Jabar. Keberadaannya menjadi rumah pesan Ditjen PDM di daerah. Karena itu, harus memiliki relevansi dengan kebijakan. Kadang ada berita atau konten baik tapi kurang selaras dengan kebijakan. Kita harus berhati-hati dalam mengemas pesan karena kekuatan media itu luar biasa,” tegas Mardi.

Dia tidak memungkiri masih kerap muncul mispersepsi terkait program Merdeka Belajar di masyarakat. Karena itu, perlu untuk diluruskan oleh tim komunikasi dan publikasi. Mispersepsi juga bisa saja terjadi karena belum massifnya publikasi. Mardi meminta Tim PDM 7 yang secara khusus mendapat mandat menjadi penyampai pesan kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas konten.

“BBPMP punya peran strategis karena merupakan wakil Kemendikbudristek di Jabar. Bagaimana program bisa dilaksanakan dan diketahui masyarakat, salah satunya melalui media. Karena itu, penting bagi kita di BBPMP Jabar untuk menghadirkan konten berkualitas sekaligus memiliki relevansi dengan kebijakan,” tandas Mardi.(NJP)

(Berita ini telah ditayangkan di BBPMP Jabar Pastikan Konten Sosialisasi Program Prioritas Berkualitas – Q NEWS (kabarmedia.net))

Penulis: Ade Wartono

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL LEMBAGA HARUS DIDUKUNG OLEH SDM YANG KOMPETEN

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL LEMBAGA HARUS DIDUKUNG OLEH SDM YANG KOMPETEN

sumber: https://groeducontentmarketing.com/

Bandung – Dalam sebuah lembaga, termasuk lembaga pemerintah, saat ini keberadaan unit kerja khusus yang mengelola media sosial menjadi kebutuhan yang krusial. Sebuah lembaga rata-rata memiliki beragam kanal media sosial (medsos), seperti laman (web), YouTube, IG, Tiktok, X (dahulu Twitter), dan FB. Ada admin khusus yang mengelola beragam kanal medsos tersebut. Perkembangan teknologi, perubahan media dan sarana komunikasi, kebutuhan penyampaian informasi secara cepat, tren, selera, dan kebutuhan masyarakat terhadap informasi perlu ditanggapi secara cepat oleh lembaga pemerintah.

Program pemerintah harus disosialisasikan kepada masyarakat secara efektif dan komunikatif, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat. Sosialisasi dan komunikasi program biasanya ditugaskan ke dinas komunikasi, humas, atau tim media. Keberadaan tim tersebut harus ditunjang dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional. Apalagi saat ini, serba dengan pemanfaatan teknologi dan aplikasi, staf yang ada di tim media atau humas harus paham dan piawai dengan pemanfaatan beragam media dan aplikasi untuk penyampaian beragam informasi dari lembaga tempatnya bertugas.

Peningkatan kompetensi SDM menjadi hal yang mutlak diperlukan. Bentuk peningkatan kompetensinya antara lain; mengoptimalkan komunitas belajar (kombel) di lembaga, In House Training (IHT), Workshop, kursus, magang, media visit, dan sebagainya. Jika SDM terbatas, maka pemenuhan kebutuhan SDM menjadi hal yang perlu diprioritaskan.

Selain itu, lembaga pemerintah bisa juga bermitra dengan media, content creator, influencer, atau Key Opinion Leader (KEL) untuk membantu menyebarkan, mengampanyekan, menyosialisasikan, dan membangun persepsi positif dari masyarakat. Persepsi positif masyarakat akan menjadi sumber kekuatan dalam pelaksanaan program. Masyarakat menyambut baik, terdorong ikut berpatisipasi, dan ikut menyampaikan kepada pihak lainnya. Dengan demikian, warga masyarakat bisa menjadi agen-agen penyebar informasi sehingga penyebaran informasi semakin masif.

Pesan yang dikemas dengan sederhana tetapi mudah dipahami dan memiliki makna yang mendalam menjadi hal yang perlu dibuat oleh tim media. Hal ini menjadi hal penting dalam strategi komunikasi publik. Beragam aplikasi media sosial bisa dimanfaatkan. Ditambah adanya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membantu untuk mempercepat dan mengefektifkan sebuah pekerjaan.

Penyampaian sebuah informasi saat ini berpacu dengan waktu. Momentum menjadi hal yang sangat penting untuk diperhitungkan. Jangan sampai sebuah informasi yang sebenarnya penting, menjadi kurang penting, bahkan tidak penting lagi karena momentumnya sudah terlewat. Oleh karena itu, kesigapan tim media menjadi hal yang sangat penting.

Kreativitas, intuisi, kemampuan mengeksplorasi ide, dan passion menjadi modal  yang sangat penting dimiliki orang yang bertugas membuat konten-konten media sosial. Agar konten-konten yang dihasilkan tetap segar dan kekinian, tim media harus banyak melakukan riset terkait dengan bentuk dan jenis konten yang banyak digemari oleh masyarakat. Kemudian media apa yang banyak digunakan oleh masyarakat dengan beragam karakter dan beragam generasi.

Tim media perlu melakukan banyak “belanja ide” sebagai sumber inspirasi untuk membuat konten-konten yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Caranya dengan banyak membaca, mengamati konten-konten yang relevan dengan kebutuhan dan tren kekinian, observasi ke tempat tertentu, atau wawancara dengan narasumber. Prinsip Adaptasi Tiru dan Modifikasi (ATM) bisa dilakukan mengingat mungkin saja sudah ada konten yang sudah dibuat oleh content creator lain untuk menyampaikan pesan yang sama. Sesama content creator bisa berkolaborasi membuat konten yang sama. Konten yang unik, menarik, dan inspiratif biasanya viral dan dapat membangun opini publik.

Riset yang dilakukan oleh digital Invinyx dan lembaga survei Jakpat merilis laporan terbaru “Pemetaan Strategi Influencer di Media Sosial”. Platform Instagram tetap menjadi media sosial paling populer di kalangan Gen Z selama 2023. Dimana, secara keseluruhan ada tiga platform media sosial yang terpopuler dan sering diakses responden, yakni Instagram (94 persen), YouTube (91 persen), dan TikTok (81 persen).  Berdasarkan laporan yang sama, ternyata pengguna media sosial di Indonesia menyukai format konten vlog, podcast, dan story.

Sarana-prasarana menjadi faktor penunjang dalam pembuatan konten media sosial. Oleh karena itu, lembaga pun harus memfasilitasi pengadaan kebutuhan sarana-prasarana penunjangnya. SDM yang kompeten dan ditunjang oleh sarana-prasarana yang refresentatif akan mendukung kinerja dan mengoptimalkan pembuatan konten oleh tim media dalam sebuah lembaga.

Penulis: Idris Apandi

BBPMP JABAR LIBATKAN GURU SEBAGAI PENELAAH KONTEN DIGITAL

BBPMP JABAR LIBATKAN GURU SEBAGAI PENELAAH KONTEN DIGITAL

Kegiatan Review Konten Program Priotas

Selasa, (06/08/2024) berkumpul orang-orang yang dekat dengan media teknologi di sebuah ruangan yang terletak di Jalan Sukajadi Bandung. BBPMP Jawa Barat melaksanakan kegiatan Review Konten sebagai bagian dari peningkatan kualitas berbagai konten yang telah dibuat.

Hadir berbagai elemen sebagai penelaah, mulai dari Dinas Pendidikan dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi termasuk guru-guru yang memiliki kemampuan di bidang kepenulisan dan audio visual digital. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang menarik untuk diikuti.

Para penelaah memberikan masukan dari produk artikel, video dan instagram yang telah dibuat oleh BBPMP Jawa Barat. Secara umum masukan yang diberikan kepada BBPMP Jawa Barat menyatakan bahwa produk yang telah dibuat sudah layak untuk dipublikasikan. Sebagai penguatan dalam analisa produk tersebut para penelaah pun memberikan masukan yang tidak terlalu prinsip agar hasil yang akan diproduksi untuk produk berikutnya akan menjadi lebih baik.

Semoga dengan kegiatan yang dilakukan ini memberikan manfaat yang luar biasa kepada BBPMP Jawa Barat untuk memberikan konten yang benar-benar dibutuhkan dalam mendukung upaya pemerintah dalam bidang pendidikan. Para guru yang hadir juga merasakan manfaat dari kegiatan ini untuk bisa terus berkarya di bidang kepenulisan dan konten-konten yang mendukung terlaksananya proses pendidikan. Lahirnya konten-konten yang mendukung terlaksana kurikulum merdeka semoga menjadi jalan agar proses pendidikan terlaksana baik untuk terciptanya generasi luar biasa.

Semoga kegiatan ini bisa menebar manfaat sebanyak-banyaknya.

Salam Bahagia
penulis: Mr. Bams
Guru SMP Taruna Bakti
penamrbams.id
IG @ayahnasalwa
@guruinformatika
Tiktok : @mrbams74
HP 088809405468

BBPMP Jabar Pastikan Konten Sosialisasi Program Prioritas Berkualitas

TINGKATKAN MUTU KONTEN KMB, BBPMP JABAR LAKSANAKAN REVIU KONTEN MEDSOS

Foto Bersama Kegiatan Review Konten Program Prioritas Kebijakan Merdeka Belajar
Fotografer: M Diva

Bandung, (06/08/2024). Saat ini, media sosial (medsos) menjadi sarana yang sangat strategis sebagai sarana komunikasi, menyampaikan informasi berbagai peristiwa yang ada di sekitar kita, promosi, atau menyosialisasikan sebuah program atau kebijakan. Masyarakat dari berbagai kalangan dan latar belakang yang sudah sangat familiar dengan medsos, kekuatan, dan efektivitas dan medsos dalam menjangkau sasaran menjadi pertimbangan banyak konten pesan yang disampaikan melaui medsos.

Hal ini pun dilakukan oleh Kemendikbudristek untuk menginformasikan dan menyosialisasikan berbagai kebijakan prioritas kepada masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui dan memahaminya dengan baik, dan menumbuhkan persepsi positif, sehingga mereka menyadari pentingnya manfaat serta keuntungan kebijakan tersebut bagi mereka.

Pesan-pesan baik yang disampaikan selain untuk mengedukasi dan membentuk persepsi positif, juga bertujuan untuk meluruskan miskonsepsi dan mispersepsi masyarakat terhadap sebuah kebijakan. Penyampaian pesan-pesan positif harus disampaikan dengan cara yang kreatif, unik, menarik, kontekstual, dan disesuaikan dengan sasaran penyampaian pesan tersebut agar bisa diterima dengan baik.

Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertugas untuk ikut menginformasikan, menyosialisasikan, mempromosikan, dan mengampanyekan berbagai Kebijakan Merdeka Belajar (KMB) Kemendikbudristek, khususnya kebijakan-kebijakan prioritas seperti; Kurikulum Merdeka, Gerakan Sekolah Sehat (GSS), Asesmen Nasional, Transisi PAUD ke Sekolah Dasar, Program Sekolah Penggerak, Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran, Penerimaan Peserta Didik Baru, Rapor Pendidikan/Perencanaan Berbasis Data, Pemulihan Pembelajaran/Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, Pencegahan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, Pendidikan Inklusif, Sumber Daya Sekolah (SDS), BOSP (Bantuan Operasional Satuan Pendidikan), Arkas (Aplikasi Rencana Anggaran Sekolah).

BBPMP Provinsi Jawa Barat telah membuat berbagai konten atau memosting ulang konten yang berasal dari Kemendikbudristek terkait berbagai program prioritas KMB di laman medsos lembaga. Dalam rangka mengevaluasi, merefleksi, meningkatkan mutu,  serta mengembangkan konten-konten KMB yang lebih kreatif, BBPMP Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan “Review Konten Program Prioritas Kebijakan Merdeka Belajar”. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 6 s.d. 8 Agustus 2024 di Sukajadi Hotel Bandung.

Kegiatan ini dibuka oleh Kabag. Umum BBPMP Provinsi Jawa Barat, Mardi Wibowo. Pada sambutannya, Mardi menyampaikan bahwa saat ini kita tidak bisa menghindari gelombang informasi yang sangat besar melalui medsos. Informasi, baik yang positif maupun negatif bercampur aduk datang kepada kita. Oleh karena itu, kita harus mampu memilih dan memilah informasi tersebut dengan baik. Mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang tidak bermanfaat bagi kita.

“Tugas BBPMP Provinsi Jawa Barat adalah untuk menyampaikan pesan-pesan KMB melalui konten yang positif, kreatif, dan bermanfaat kepada masyarakat. Medsos adalah sarana yang sangat strategis sebagai media penyampaiannya. Ada konten yang mutunya baik tetapi belum tentu bermanfaat. Oleh karena itu, konten-konten yang dibuat selain bermutu, juga harus bermanfaat. Konten yang dibuat harus mampu menyampaikan pesan secara efektif kepada masyarakat”, imbuhnya.

Agus Ramdani, yang mewakiliki tim kerja 02 dan PIC PDM 07 dalam laporannya menyampaikan manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain; a) terformulasikannya rekomendasi perbaikan dan pengembangan konten. b) memastikan konten mudah dipahami oleh target audiens. c) memastikan konten selaras dengan substansi program Merdeka Belajar, dan d) memastikan konten selaras dengan standar minimal jenis konten yang layak untuk dipublikasikan.

Kegiatan ini mengundang narasumber Dr. H. Purwanto, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Prof. Dian Nurcahyo, Guru besar dari Universitas Padjadjaran, dan Najip Hendra, SP dari B Universe Holding. Peserta kegiatan berasal dari Humas Dinas Pendidikan, guru admin medsos/ conten creator, dan nano influencer yang berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.

Penulis: Idris Apandi

BULLYING NO, LOVING YES: REDAM AKSI BULLYING DI SDN KARAWANG WETAN I

BULLYING NO, LOVING YES: REDAM AKSI BULLYING DI SDN KARAWANG WETAN I

Kegiatan 3S (Senyum, Salam, Sapa) Doc. Yuyun 2024
  1. Latar Belakang

Satu kisah tentang bullying di sekolahku

”KISAH PILU HATI SISWA ‘A’”

Di SDN Karawang wetan 1, tepatnya di kelas 5 adalah tempat di mana A, seorang siswa berusia 10 tahun, menghabiskan hari-harinya bersama teman-temannya. A adalah siswa yang ceria dan pandai dalam pelajaran matematika, tetapi beberapa minggu terakhir ini dia sering merasa tidak nyaman di sekolah. Pagi itu, saat A sedang bersiap-siap untuk masuk ke kelas, dia mendengar beberapa suara tawa dari anak-anak di seberang lorong. Dia melihat F, seorang anak laki-laki yang sering mengejek teman-temannya karena tampak berbeda atau lebih canggung dari yang lain, sedang mengumpulkan teman-temannya di dekat lemari sekolah. “A pendek kaya kettek (mony*t)!” kata F sambil menunjuk-nunjuk ke arah A, diikuti dengan tawa-tawa dari teman-temannya.

A merasa hatinya sakit mendengar kata-kata itu. Dia mencoba mengabaikan, tetapi setiap kali lewat di depan mereka, F dan teman-temannya selalu saja mengejeknya dengan berbagai cara. Beberapa kali temannya mencoba melindunginya, tetapi mereka juga takut jadi korban. A merasa semakin terisolasi. Dia tidak berani memberi tahu guru atau orang tua, karena takut mendapatkan perlakuan lebih buruk lagi dari F dan teman-temannya. Dia merasa sedih dan tidak nyaman setiap kali masuk kelas, bahkan saat istirahat atau saat pulang sekolah.

Cerita di atas adalah salah satu cerita asli yang benar-benar terjadi bukan hanya menimpa A tapi mungkin saja menimpa anak-anak yang lain. Dengan cara yang berbeda yang bisa jadi hanya sekadar ejek-ejekan, pukul-pukulan, atau tindakan penghinaan lainnya yang dianggap sepele tapi membuat anak menjadi minder, tidak semangat, kehilangan percaya diri, dan putus asa. Itulah BULLYING, perbuatan yang kadang guru tidak mengetahuinya karena sang pelaku kadang bertindak baik jika ada guru di dekatnya.

Inilah yang melatarbelakangi penulis membuat artikel Best Practice ini karena ternyata siswa tanpa sepengetahuan guru dan ada juga yang terang-terangan waktu dalam pembelajaran di kelas atau sedang bermain di halaman ada yang bertindak bullying.

  1. Tantangan

Bullying atau perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang oleh satu atau lebih individu terhadap individu lain yang lebih lemah atau rentan. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik (seperti pukulan, tendangan), verbal (penghinaan, ejekan), relasional (pengucilan sosial, penyebaran gosip), dan cyberbullying (penghinaan atau pelecehan melalui media elektronik atau online).

Perilaku bullying bertujuan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan korban dengan niat mendominasi dan mengendalikan mereka. Bullying sering kali terjadi dalam lingkungan sekolah, termasuk di tingkat sekolah dasar (SD), dan dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial korban.

Dampak pada Korban:

  1. Masalah Kesehatan Mental: Korban bullying sering mengalami stres, kecemasan, depresi, dan merasa tidak aman secara emosional.
  2. Pengaruh Terhadap Kinerja Akademik: Korban bullying dapat mengalami penurunan prestasi akademik karena sulit berkonsentrasi dan merasa tidak nyaman di lingkungan sekolah.
  3. Isolasi Sosial: Korban bullying cenderung mengalami isolasi dari teman sebaya dan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat.
  4. Kesehatan Fisik: Beberapa korban mungkin mengalami masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan akibat stres yang berkepanjangan.
  5. Perilaku Destruktif: Ada kemungkinan korban bullying mengembangkan perilaku merusak diri, kecanduan, atau bahkan mengalami pikiran untuk bunuh diri.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

Dampak pada Pelaku Bullying:

  1. Kesulitan dalam Hubungan Sosial: Pelaku bullying cenderung memiliki masalah dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan saling menghormati.
  2. Resiko Keterlibatan dalam Kriminalitas: Beberapa pelaku bullying dapat terlibat dalam perilaku kriminal di kemudian hari jika perilaku bullying tidak ditangani dengan serius.
  3. Risiko Gangguan Mental: Beberapa pelaku bullying mungkin mengalami gangguan perilaku atau gangguan mental lainnya, tergantung pada penyebab dan konteks dari perilaku mereka.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, sekolah harus mengambil langkah-langkah yang tepat, karena jika semakin lama di biarkan, kasus bullying ini akan semakin berbahaya. Melalui tulisan ini, disampaikan cara menangani masalah kasus bullying di SDN Karawang Wetan 1 dengan judul “BEST PRACTICE  BULLYING NO LOVING YES DI SDN KARWANG WETAN I”.

  • Aksi

Berdasarkan latar belakang dan tantangan yang tersebut di atas, tentunya diperlukan suatu aksi nyata sebagai best practice yang dilakukan oleh penulis dengan kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa, dan serta seluruh stakeholder satuan pendidikan SDN Karawang Wetan 1.  Adapun langkah langkah yang dilakukan sebagai berikut.

  1. Mengumpulkan data yang otentik dan mengidentifikasi permasalahan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, mengadakan coaching kepada siswa, guru, orang tua, dan masyarakat.
  2. Mengadakan musyawarah dengan kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah sebagai parenting awal dalam mencari kesepakatan pemecahan masalah bullying yang sedang dihadapi.
  3. Membentuk tim guru pembimbing dan kelompok-kelompok kecil siswa sebagai satgas anti bullying agar pelaksanaan program BULLYING NO, LOVING YES DI SDN KARAWANG WETAN I”  bisa diawali:
  4. Kepala sekolah membuat SK Tim BULLYING NO, LOVING YES SDN Karawang Wetan I. (SK Terlampir).
  5. Guru membuat jadwal kegiatan BULLYING NO, LOVING YES siswa berdasarkan  fase B dan C diambil 3 orang perkelas sebagai satgas anti bullying.
  6. Refleksi Awal

Setiap kelompok siswa bertugas untuk mengawasi teman lainnya, apabila terjadi bullying, agar dicatat dan dilaporkan kepada guru.

Pada tahap ini, guru berkolaborasi mengembangkan perencanan pembiasaan positif sebagai pembentukan karakter siswa yang dilakukan setiap hari selama 30 menit sebelum jam pelajaran mulai pukul 06.45 WIB sampai 07.30 WIB. Adapun jadwal pembiasaan positif sebagai berikut.

NoHariNama Pembiasaan
1SeninS3 (Senyum, Salam, Sapa) dan Upacara Bendera
2SelasaLiterasi
3RabuOlah Raga Bersama (Senam)
4KamisKamis Bersih (Kasih) dan Pramuka
5Jum’atShalat Dhuha
6SabtuEstrakurikuler
Pembiasaan RutinSetiap hari diupayakan setiap kelas bergiliran solat dzuhur berjemaah.
jadwal pembiasaan positif SDN KARAWANG WETAN I

Setelah kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran, para guru mempraktikkan perencanaan pembiasaan yang sudah terjadwal di kelasnya masing-masing selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai melalui pembiasaan baik pada setiap harinya.

  • Guru melakukan kerjasama untuk mengubah perilaku peserta didik dan menumbuhkan karakter yang cinta damai, bullying no and loving yes sehingga siswa mempunyai akhlak mulia dengan bersikap sopan santun dan kasih sayang pada sesama baik dalam perkataan atau perbuatan.
  • Guru dan kepala sekolah melakukan coaching kepada setiap siswa dan orang tua  yang benar-benar terlibat dalam permasalahan bullying dengan harapan siswa menemukan karakter positifnya.
  • Hasil dan Refleksi
  • Seiring dengan berjalannya waktu, melalui kedisiplinan dan pembiasaan positif yang dilakukan tiap hari  oleh kepala sekolah, guru, siswa yang tadinya suka mem-bully, membuat onar, dan mengganggu temannya sekarang menjadi anak yang santun, ramah, dan disiplin.
  • Begitu juga dalam sikap dan tutur kata mereka cenderung lebih sopan dan santun. Keterlibatan orang tua dan program parenting yang diadakan juga sangat membantu dalam menguatkan nilai-nilai postif dan karakter siswa.
  • Anak belajar lebih tenang dan kondusif serta dapat menghargai guru dan teman, bisa berkolaborasi yang baik dalam kelompok kerja tim yang kompak, suasana kelas sudah menjadi lebih aman dan nyaman juga ramah anak, serta menyenangkan, sehingga SDN Karawang Wetan 1 menjadi sekolah yang berprestasi dan jadi sekolah pavorit di Kab. Karawang.
  • Hasil dari pembiasaan positif yang dilaksanakan tiap hari secara bergiliran menciptakan karakter anak yang ramah, cerdas, damai, dan berprestasi, serta  terhindar dari bullying.

YEL-YEL ANTI BULLYING

SDN Karawang Wetan I
Stop Bullying!!!
Bullying No!!!
Loving Yes!!!

Penulis: AI Afif Sapuro Musadad (Guru SDN Karawang Wetan 1 Kab. Karawang)
Editor: Idris Apandi

Skip to content