Sukabumi-SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah, sebuah lembaga pendidikan yang berkomitmen pada inovasi dan kolaborasi, telah berhasil mengembangkan sebuah aplikasi digital bernama SIHAT (Sistem Informasi Hayatan Thayyibah). Aplikasi ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pengelolaan pendidikan di era digital, khususnya dalam hal administrasi pembelajaran dan komunikasi antara sekolah, peserta didik, dan orang tua.
Terinspirasi oleh semangat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran, tim pengembang SIHAT yang terdiri dari wakil kepala sekolah dan guru IT, berkolaborasi untuk menciptakan solusi digital yang komprehensif. Aplikasi ini hadir sebagai jawaban atas permasalahan yang sering dihadapi oleh sekolah, seperti tumpukan administrasi fisik, kurangnya integrasi kegiatan pembelajaran, dan kurang optimalnya komunikasi antara sekolah dan orang tua.
Jembatan Koneksi antara Guru, Peserta Didik, dan Orang Tua
Salah satu fitur unggulan SIHAT adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan berbagai aktivitas pembelajaran. Mulai dari perencanaan pembelajaran, pengisian nilai, hingga pemantauan kehadiran peserta didik, semuanya dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi ini. Selain itu, SIHAT juga memungkinkan guru untuk berbagi materi ajar dengan peserta didik secara online, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih fleksibel dan menarik.
Tidak hanya memudahkan guru, SIHAT juga memberikan manfaat bagi peserta didik dan orang tua. Peserta didik dapat dengan mudah mengakses nilai, jadwal pelajaran, dan pengumuman sekolah melalui aplikasi ini. Sementara itu, orang tua dapat memantau perkembangan belajar anak secara real-time dan berkomunikasi dengan guru secara lebih efektif.
Dalam proses pengembangannya, tim pengembang SIHAT menghadapi berbagai tantangan, seperti adaptasi guru terhadap teknologi baru dan kebutuhan untuk terus memperbarui fitur-fitur aplikasi. Namun, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, semua tantangan tersebut berhasil diatasi.
Inovasi Pendidikan yang Meningkatkan Kualitas Belajar
Dengan adanya SIHAT, SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah telah berhasil mewujudkan visi sekolah untuk menjadi lembaga pendidikan yang berbasis teknologi. Aplikasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan sekolah, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar peserta didik dan meningkatkan komunikasi antara semua stakeholder.
Keberhasilan pengembangan SIHAT menunjukkan bahwa teknologi informasi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah-sekolah lain dapat belajar dari pengalaman SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah dan mengembangkan solusi digital yang serupa untuk menjawab tantangan pendidikan di era modern.
Ke depannya, tim pengembang SIHAT akan terus melakukan perbaikan dan pengembangan pada aplikasi ini. Rencananya, SIHAT akan dilengkapi dengan fitur-fitur baru yang lebih canggih, seperti analisis data pembelajaran dan integrasi dengan platform pembelajaran online lainnya. Dengan demikian, SIHAT diharapkan dapat menjadi solusi komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.
Penulis: Taufik Rahman dan Endang Sutisna Editor: Gc
Bali, 29 September 2024 – Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 yang mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional diharapkan menjadi momentum nasional untuk terus mendorong keberlanjutan transformasi pendidikan. Mengusung tema “Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia,” praktik baik Indonesia dalam mengembangkan ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar menjadi materi diskusi oleh para peserta. Seperti diyakini oleh UNESCO dan UNICEF, kehadiran platform dan konten digital akan membuka akses lebih luas terhadap pembelajaran berkualitas di negara maju maupun berkembang.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril menyebutkan, “Dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan berbagai platform dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikbudristek, khususnya untuk mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar. Terdapat sejumlah capaian yang menjadi perhatian, dan kami juga melakukan refleksi atas hal-hal yang perlu dioptimalkan. Maka itu, pada kesempatan ini, Indonesia akan membuka ruang diskusi bagi para peserta untuk mengkaji bagaimana praktik terbaik di Indonesia dapat diterapkan di negara mereka, dan sebaliknya, praktik terbaik di negara mereka bagaimana dapat diterapkan di Indonesia.”
Lebih lanjut, di Indonesia, transformasi pendidikan dilakukan melalui adopsi teknologi untuk pembelajaran, yang didukung dengan kebijakan untuk mendukung keberlanjutan prosesnya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem pendidikan terbesar keempat di tingkat dunia. Mencakup lebih dari 60 juta murid, lebih dari empat juta pendidik yang tersebar di lebih dari 400 ribu sekolah, kompleksitas dan cakupan transformasi ini menjadi salah satu materi yang ingin diketahui oleh para peserta delegasi.
“(Dalam Gateways Study Visit kali ini), kami akan mengunjungi Indonesia pada pekan pertama Oktober 2024 untuk mempertemukan perwakilan dari berbagai negara, sehingga mereka dapat melihat dan mempelajari apa yang dilakukan di Indonesia secara langsung,” kata Pimpinan Gateways UNESCO, Mark West, dalam webinar bertema “Unleashing Innovation: Embracing Digital Transformation in Education”, beberapa waktu.
Mark menjelaskan, kerja sama lintas batas ini bertujuan untuk membantu negara maju dan berkembang dalam mengembangkan platform pembelajaran digital yang terbuka bagi masyarakat umum. Atas dasar tersebut, UNESCO dan UNICEF menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Gateways Study Visit di Bali pada 1–3 Oktober 2024. Simposium internasional tersebut terkonfirmasi akan dihadiri oleh berbagai negara termasuk Finlandia, India, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.
“Kami sangat menantikan (transformasi pendidikan) apa yang terjadi di Indonesia. Kami tidak sabar untuk melihat (Gateways Study Visit) selanjutnya karena Indonesia merupakan salah satu yang terdepan dalam melakukan transformasi digital. Banyak hal yang dapat kami pelajari dari Indonesia,” kata Pimpinan Gateways dan Kepala Pusat Inovasi Pembelajaran Global UNICEF, Frank van Cappelle.
Guna mengakomodasi minat para peserta delegasi untuk mempelajari transformasi pendidikan di Indonesia, aneka sesi dalam Gateways Study Visit Indonesia 2024 akan didesain interaktif, termasuk melalui keberadaan ekshibisi, kunjungan ke sekolah setempat, dan lokakarya. Dengan demikian, para peserta Gateways diharapkan dapat mengaplikasikan temuan-temuan dari Indonesia untuk mendukung keberlanjutan transformasi pendidikan di negara masing-masing.
Sumber: Siaran Pers_Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi_ Nomor: 467/sipers/A6/IX/2024