Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah dalam Kampus Mengajar: Membentuk Generasi Gemar Belajar

Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah dalam Kampus Mengajar: Membentuk Generasi Gemar Belajar

kegiatan “Collaborative Insight”: Identifikasi tantangan di sekolah penugasan
Fotografer: Imanida

Bandung Barat – Program Kampus Mengajar telah menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan serta memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Hal ini dirasakan oleh para alumni di antaranya Nesty dan Meisya yang berbagi pengalaman mereka selama mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 7 dalam kegiatan Pelepasan dan Pendampingan Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan ke 8 yang di gelar Balai Besar Penjamina Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat pada Kamis (5/09). 

Manfaat dan Pengalaman Berharga bagi Mahasiswa 

Nesty Ermin Nadhirah mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ditugaskan di SDN Cibeber 2 Kota Cimahi, jelaskan pengalaman di Kampus Mengajar semakin memperkuat pemahamannya akan materi yang dia pelajari di perkuliahan. 

“Karena kebetulan program ini linear dengan studi saya, yaitu pendidikan guru SD, saya merasa apa yang saya pelajari di kampus dapat langsung diimplementasikan di sekolah. Pengalaman ini benar-benar bermanfaat,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya menggabungkan pembelajaran dengan permainan agar siswa lebih antusias dan nyaman dalam belajar. Menurutnya, karakter anak-anak masa kini memerlukan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Pengalaman lain yang tak kalah berkesan adalah saat ia terlibat dalam program Duta Sekolah dalam mendukung gerakan literasi. 

“Kami mendirikan program ‘Duta Sekolah’ seperti Duta Bahasa dan Duta Baca untuk memantik anak-anak membaca. Anak-anak pun jadi lebih bersemangat membaca dan kualitas pendidikan di sekolah juga meningkat,”ujarnya. 

Melalui program Duta Sekolah, para mahasiswa tidak hanya mendidik anak-anak dalam hal akademis, tetapi juga membentuk kebiasaan positif yang berkelanjutan.

Meisya Putri Fujiningtyas dengan latar belakang pendidikan seni tari UPI yang ditugaskan di SDN 194 Sukajadi Kota Bandung, merasa bahwa Kampus Mengajar memberikan banyak pelajaran berharga. 

“Kampus Mengajar itu ngajarin banyak hal. Yang pertama, pastinya meningkatkan skill komunikasi kita di sekolah. Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan baik, baik itu dengan siswa, guru, atau perangkat sekolah lainnya,” ungkapnya. 

Berkat pengalamannya mengajar di sekolah dasar, dia kini memahami bagaimana menerapkan teori yang telah dia pelajari di kampus ke dalam praktik nyata di kelas.

Selain itu, Meisya juga mendapatkan kesempatan untuk terlibat membimbing siswa dalam lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Dengan latar belakang seni tari, dia dipercaya melatih siswa untuk lomba tari dan berhasil membawa siswa ke tingkat kota. 

“Ini pengalaman yang sangat berharga karena saya bisa mengimplementasikan ilmu yang saya pelajari dan meraih kemenangan berkat kerja sama yang solid antara saya dan siswa-siswa saya,” katanya dengan bangga.

Dampak Positif Bagi Sekolah: Sudut Pandang Kepala Sekolah

Dari sisi kepala sekolah, program Kampus Mengajar juga membawa dampak yang sangat positif membantu menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif. 

Tati Patimah Kepala Sekolah SDN Citeureup Mandiri jelaskan, “Kampus Mengajar sangat membantu kami. Dengan adanya mahasiswa yang terlibat, siswa kami lebih antusias belajar dan guru-guru mendapatkan perspektif baru dalam metode pengajaran. Program ini juga mempermudah sekolah dalam menjalankan program-program peningkatan kualitas pendidikan,” jelasnya

Tati tegaskan salah satu nilai penting yang dirasakan baik oleh mahasiswa maupun pihak sekolah adalah kolaborasi. Program Kampus Mengajar memungkinkan adanya sinergi antara tenaga pengajar muda dan guru-guru senior di sekolah. 

“Para mahasiswa belajar dari pengalaman para guru, sementara para guru mendapatkan perspektif baru dari mahasiswa. Kolaborasi ini menciptakan atmosfer belajar yang dinamis, di mana ide-ide inovatif dapat berkembang, tutupnya.

Pengalaman-pengalaman ini, baik dari sisi alumni maupun sekolah, menjadi bukti nyata bahwa program Kampus Mengajar adalah langkah tepat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya program seperti Kampus Mengajar, pendidikan di Indonesia terus bergerak ke arah yang lebih baik, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih. Manfaatnya tidak hanya dirasakan sekarang, tetapi juga akan menjadi fondasi kuat untuk generasi mendatang yang lebih berdaya.

Bergerak sambil Berdampak!

Penulis: Syifa Andismah

Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Bagi Guru SD/MI di Bandung Barat

Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Bagi Guru SD/MI di Bandung Barat

Bandung Barat– Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar kegiatan pendampingan bertajuk “Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Melalui Pembelajaran.” Acara ini ditujukan bagi pengawas, kepala sekolah, guru, dan mitra SD/MI, sebagai bagian dari upaya koordinasi kemitraan berkala dengan daerah. Tujuannya adalah untuk mendukung tercapainya tiga target perubahan dalam transisi PAUD-SD yang menyenangkan, dengan fokus pada target ketiga yaitu pembinaan enam kemampuan fondasi sepanjang tahun ajaran.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat (30/08) ini diikuti oleh guru SD/MI kelas 1 dan 2 serta kepala sekolah SD/MI se-Jawa Barat. Animo peserta didik tenaga kependidikan (PTK) sangat tinggi, dengan jumlah partisipan mencapai 30.312 orang di kanal YouTube BBPMP Jabar dan 1.000 peserta di Zoom Meeting.

Sri Lilis Herliyanti, PIC PDM 09, mewakili Kepala BBPMP Jabar, menjelaskan bahwa terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dalam implementasi transisi PAUD-SD yang menyenangkan. Target tersebut adalah: (1) PPDB SD tanpa tes calistung, (2) MPLS dua minggu yang menyenangkan, dan (3) pembinaan enam kemampuan fondasi pada pembelajaran sepanjang tahun ajaran. Menurut Lilis, hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh BBPMP Jabar menunjukkan masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menerapkan enam kemampuan fondasi di SD/MI, terutama dalam kaitannya dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Oleh karena itu, BBPMP terus berupaya mendampingi dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta mitra daerah secara berkala untuk mengawal perubahan ini.

Dalam kesempatan tersebut, Devi Siti Nursyamsyi, narasumber dari SD Islam Fitrah Al Fikri Kota Depok, berbagi praktik baik terkait implementasi enam kemampuan fondasi dalam kegiatan harian dan pembelajaran di kelas awal SD. Devi menekankan pentingnya bagi guru untuk menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang tepat, dengan terlebih dahulu menelaah kurikulum dan enam kemampuan fondasi serta melakukan asesmen awal. Hasil analisis asesmen awal ini menjadi kunci untuk memahami kemampuan fondasi yang telah dicapai oleh peserta didik, serta memodifikasi tujuan pembelajaran dan merancang RPP atau modul ajar. Ide-ide kegiatan bermain yang disampaikan Devi diharapkan dapat menginspirasi para PTK SD/MI dalam membangun enam kemampuan fondasi secara holistik dan berkesinambungan.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen BBPMP Jabar dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Barat, terutama dalam mempersiapkan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dan efektif.

SALAM TRANSISI
Satu Tim
Satu Tujuan
Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan

Penulis: Sriwahyuningsih dan Tim PDM 09

Skip to content