Ilham Fauji, S.Pd.I., M.Pd.Gr., guru SMPN 43 Bandung pengembang Aplikasi BEJAKEUN

1. Pendahuluan

Bullying merupakan masalah serius yang dapat mengganggu perkembangan psikologis dan akademis siswa. SMPN 43 Bandung berkomitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif melalui pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), pelaksanaan program ROOTS sesuai dengan arahan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan inovasi Aplikasi BEJAKEUN sebagai kanal pelaporan tindakan bullying.

2. Latar Belakang

Masalah perundungan di sekolah sering kali sulit diidentifikasi dan ditangani secara efektif. Oleh karena itu, pemerintah menginisiasi berbagai program untuk menangani bullying, yaitu pembentukan TPPK, program ROOTS, dan deklarasi PANGLIMA (Perangi Bullying Bersama). Dengan adanya program pemerintah tersebut, SMPN 43 sangat menyambut baik. Bahkan ada diantara guru di SMPN 43 yang melakukan inovasi dengan meluncurkan Aplikasi BEJAKEUN.

BEJAKEUN secara bahasa berasal dari bahasa Sunda yang berarti LAPORKAN. Sehingga aplikasi ini digunakan untuk sarana melaporkan bagi siswa-siswi terkait tindakan bullying atau kenakalan remaja yang terjadi di sekitarnya. Dalam konteks aplikasi, BEJAKEUN adalah akronim dari:

  • BErani lawan tindakan bullying.
  • JAga diri dan teman dari tindakan bullying.
  • KEnali dan laporkan tindakan bullying.
  • UNggah laporan tindakan bullying  di aplikasi.

Kombinasi dari upaya pencegahan dan penanganan yang terstruktur serta pemanfaatan teknologi diharapkan dapat mengurangi angka bullying di sekolah.

3. Tujuan Program dan Inovasi

Tujuan utama dari inisiatif ini adalah:

  • Mencegah dan mengurangi tindakan perundungan di lingkungan sekolah.
  • Meningkatkan kesadaran seluruh warga sekolah tentang bahaya bullying.
  • Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif bagi semua siswa.
  • Mempermudah pelaporan dan penanganan kasus bullying melalui Aplikasi BEJAKEUN.

4. Implementasi Peran TPPK

TPPK terdiri dari 11 anggota yang mencakup guru BK, tim kesiswaan, dan perwakilan orang tua. Tugas utama TPPK adalah:

  • Mengidentifikasi kasus-kasus bullying di sekolah.
  • Menyusun strategi pencegahan dan penanganan bullying.
  • Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya bullying kepada siswa, guru, dan orang tua.

Menindaklanjuti laporan bullying yang masuk melalui Aplikasi BEJAKEUN.

5. Implementasi Program ROOTS

Program ROOTS dilaksanakan selama satu tahun pelajaran, dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

  • Pembentukan Tim ROOTS: Guru membentuk tim yang terdiri dari siswa-siswa berpengaruh di sekolah untuk menjadi agen perubahan.
  • Pelatihan dan Modul: Agen ROOTS diberikan pelatihan intensif melalui 15 modul materi perundungan setiap hari Selasa.
  • Kampanye Anti Perundungan melalui poster, madding, dan media sosial: Agen ROOTS membuat bahan-bahan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya bullying di sekolah.
  • ROOTS Day: Di akhir program, dilaksanakan ROOTS Day sebagai deklarasi anti perundungan, di mana seluruh siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu terbaru untuk siswa baru mengikuti arahan Dinas Pendidikan, kami menyelenggarakan deklarasi PANGLIMA (Perangi Bullying Bersama).

Aplikasi BEJAKEUN dikembangkan oleh Ilham Fauji, S.Pd.I., M.Pd.Gr., guru SMPN 43 Bandung sebagai solusi teknologi untuk mendukung program ROOTS dan TPPK. Beberapa fitur utama dari aplikasi ini adalah:

  • Pelaporan Anonim: Siswa dapat melaporkan tindakan bullying secara anonim, sehingga mereka merasa lebih aman.
  • Akses Mudah: Aplikasi ini dapat diunduh di Play Store dan mudah digunakan oleh siswa, orang tua, dan guru.
  • Penanganan Cepat: Laporan yang masuk langsung diteruskan ke TPPK untuk ditindaklanjuti.

7. Hasil dan Evaluasi

Implementasi TPPK, program ROOTS, dan Aplikasi BEJAKEUN telah menunjukkan hasil yang positif. Beberapa indikator keberhasilan yang dicapai antara lain:

  • Peningkatan Kesadaran: Kesadaran siswa dan guru tentang pentingnya mencegah bullying meningkat secara signifikan.
  • Penurunan Kasus Bullying: Terdapat penurunan jumlah kasus bullying yang dilaporkan di sekolah.
  • Respon Cepat: Kasus-kasus bullying dapat ditangani lebih cepat dan efektif melalui laporan yang masuk di Aplikasi BEJAKEUN.

8. Kendala dan Solusi

Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program ini antara lain:

  • Partisipasi Siswa: Tidak semua siswa mau berpartisipasi aktif dalam program ROOTS. Solusinya adalah dengan memberikan motivasi pada kegiatan pembiasaan-pembiasaan dan penghargaan kepada siswa yang berpartisipasi.
  • Teknologi dan Akses: Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mengakses dan menggunakan Aplikasi BEJAKEUN. Solusinya, sekolah mengadakan sosialiasi dan bantuan teknis bagi siswa dan orang tua.

9. Kesimpulan

TPPK, program ROOTS, dan Aplikasi BEJAKEUN di SMPN 43 Bandung telah berhasil menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan kondusif bagi seluruh siswa. Melalui kombinasi upaya pencegahan, penanganan yang terstruktur, dan pemanfaatan teknologi, kasus bullying dapat diatasi dengan lebih efektif.

10. Rekomendasi

Untuk meningkatkan efektivitas program ini, beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan adalah:

  • Melakukan update rutin pada Aplikasi BEJAKEUN untuk mengetahui pelaporan
  • Menyediakan lebih banyak sesi pelatihan dan sosialisasi untuk siswa, orang tua, dan guru.
  • Mengadakan kampanye anti-bullying secara berkala untuk menjaga kesadaran dan partisipasi aktif seluruh warga sekolah.

11. Penutup

Dengan komitmen yang kuat dari seluruh warga sekolah, TPPK, program ROOTS, dan Aplikasi BEJAKEUN diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih besar dalam upaya pencegahan dan penanganan bullying di SMPN 43 Bandung.

Penulis: Asep Ramdani (Kepala SMPN 43 Bandung)
Editor: Idris Apandi

Skip to content