Bandung, – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat bersama Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat menyelenggarakan Forum Pemangku Kepentingan Program Sekolah Penggerak dengan tema “Membangun Komitmen Bersama Wujudkan Sekolah yang Dicita-citakan”. Acara dilaksanakan di HARRIS Hotel & Conventions Festival Citylink, Kota Bandung. Forum tersebut akan berlangsung selama 3 hari mulai dari 29 s.d. 31 Juli 2024.
Kepala BBPMP Jawa Barat, Dra. Sri Wahyuningsih M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa amanat Permendikbud Nomor 40 Tahun 2021, memberikan suasana baru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Karena guru yang akan diberikan penugasan sebagai Kepala Sekolah di antara syaratnya ialah Guru yang memiliki sertifikat pendidik, serta memiliki Sertifikat Guru Penggerak.
Menurutnya untuk mensukseskan program Sekolah Penggerak perlu ada 5 intervensi yang diharapkan ialah terbangun pendampingan dari dewan, dinas pendidikan dan masyarakat untuk menjalankan sistem di satuan pendidikan. Penguatan Sumber Daya Manusia / SDM berbasis kolaborasi. Sekarang bukan eranya mau menang sendiri. Maka guru atau sekolah penggerak harus menjadi katalis, terlebih untuk angkatan pertama, harus menjadi pengimbasan kepada satuan pendidikan yang lain sebagai transformasi layanan pendidikan atau mengoptimalkan peran guru lainnya.
Selanjutnya intervensi pembelajaran melalui paradigma baru berbasis kurikulum merdeka. Maka sumber belajar harus dicari dan diperoleh oleh guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Selain itu, Perencanaan berbasis data, data yang bersumber dari dapodik, rapot pendidikan dan kebijakan di daerah untuk optimalisasi dana bantuan oprasional yang diterima sekolah. Serta Digitalisasi Sekolah, melalui fasilitas TIK yang disediakan dari APBN, APBD atau bantuan DAK.
Selain itu, Sri menyampaikan bahwa media sosial di BBPMP Provinsi Jawa Barat atau satuan pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam ikut mempromosikan dan menyosialisasikan berbagai kebijakan prioritas Kemendikbudristek. “Media sosial BBPMP Provinsi Jawa Barat atau yang dikelola satuan pendidikan harus bisa menjadi sarana edukasi bagi publik, khususnya dalam bidang pendidikan.”, imbuhnya.
Sri mengungkapkan dalam menyikapi sebuah kebijakan pemerintah, kadang muncul kesalahpahaman atau miskonsepsi. Oleh karena itu, peran media sosial lembaga pemerintah, seperti halnya BBPMP Provinsi Jawa Barat sangat berkepentingan untuk mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui komunikasi media sosial yang mudah dipahami dengan konten-konten media sosial yang kreatif dan menarik.
BBPMP Jabar berharap khususnya kepada yang bertugas di tim media, humas, dan PIC Content Creator di lembaga pendidikan produktif membuat, mengemas, menyampaikan informasi dan pesan yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Barat. Serta dapat meng-counter, jika ada miskonsepsi yang muncul dari masyarakat terhadap sebuah kebijakan yang digulirkan oleh Kemendikbudristek.
Infromasi yang dihimpun koransinarpagijuara.com di lokasi, Sekolah-sekolah dari berbagai jenjang pendidikan di Jawa Barat menerima penghargaan Program Sekolah Penggerak. Penghargaan untuk sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak itu diberikan langsung oleh Plh. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Drs. M. Ade Afriandi M.T saat menghadiri Forum Pemangku Kepentingan Tahun 2024.
Kegiatan yang digelar oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jabar tahun ini, dalam rangka merefleksikan program sekolah penggerak. Serta memfasilitasi keterlibatan pemangku kepentingan untuk mendukung implementasi program sekolah penggerak di Jawa Barat.
Plh. Kadisdik Jabar menuturkan, program sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
“Interpretasi pelajar Pancasila sendiri merupakan ikhtiar untuk mencetak murid yang kreatif, mandiri, mampu bekerja sama, kritis, beriman serta berbudi luhur,” tuturnya.
Bandung, – Dorongan satuan pendidikan untuk melakukan transformasi terus digaungkan oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat. Melalui sebuah komitmen dengan Pemangku kepentingan dari 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, BBPMP Jabar memberikan semangat kolaborasi, penyamaan persepsi dan misi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pemangku Kepentingan dan steakholder pun bersepakat untuk bertransformasi dengan peningkatan SDM tenaga kependidikan yang ada. Pemahaman dan komitmen itu tersampaikan pada gelaran Forum Pemangku kepentingan di Kota Bandung, yang digelar 29 hingga 31 Juli 2024.
Kepala BBPMP Jabar Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. menerangkan, melalui program Sekolah Penggerak diharapkan sekolah tersebut menjadi katalis untuk bisa menggerakan dan mendorong sekolah lainnya untuk berkolaborasi melakukan transformasi. ”Unsur Kepala Dinas, DPRD, BKD, Dewan Pendidikan dan steakholder lainnya hadir disini untuk bersama sama berkomitmen mewujudkan sekolah yang dicita citakan dan pendidikan di Jabar lebih baik lagi,” kata Sri.
Lanjut Sri, sekolah yang nyaman sangat diinginkan oleh seluruh masyarakat, dengan tujuan akhirnya menciptakan generasi emas yang membanggakan dan berguna bagi masyarakat dan Bangsa. “Tentunya sekolah itu mengasyikan, tidak ada bulying, tidak ada kekerasan, tidak ada intoleransi dan lainnya. Ini perlu kesepakatan dan kolaborasi semua pihak,” imbuhnya.
Salah satu komitmen dan patut diapresiasi pada PPDB 2024 adalah Pj Gubernur Jabar mendorong PPDB yang berintegritas dan jujur. Kata Sri, komitmen itu sebagai gerakan pemerintah untuk masyarakat, agar kebijakan ini dapat dipahami oleh masyarakat.
“Melalui media merupakan sarana luar biasa untuk memberikan kejelasan perihal upaya pemerintah memberikan sekolah yang nyaman. Mulai PPDB nya baik, pengelolaan dana bantuan harus transparan, perencanaan berbasis data harus akuntable, raport pendidikan juga dapodik harus terus terupdate karena sebagai data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan,” bebernya.
Sebagai motivasi dan semangat yang dicita citakan bersama, BBMPM memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap sekolah penggerak yang telah melakukan inovasi dalam berbagai hal, yang berujung pada penguatan mutu mendidikan dan bertransformasi. “Penghargaan itu sebagai motivasi bagi semua satuan pendidikan dan pemangku kepentingan,” ucap Sri.
BBPMP dikatakan Sri berharap, melalui Forum Pemangku Kepentingan ini semua unsur dapat bersinergi mengimplementasikan sekolah yang bertransformasi mengikuti era globlisasi tanpa menghilangkan esensi mutu pendidikan, “Perlu istiqomah untuk melakukan cita cita itu,” katanya.
“…Penggunaan AI mempermudah pengumpulan data. Hal ini membuka peluang untuk memproduksi berita menjadi lebih efektif. Bahkan, kecerdasan buatan bisa membantu dalam penulisan artikel. Namun, menyerahkan sepenuhnya pekerjaan jurnalistik pada AI juga bisa menjadi bumerang. Sebab, teknologi ini masih memiliki banyak keterbatasan, seperti dalam akurasi dan verifikasi sehingga berpotensi menabrak kode etik jurnalistik.”
(Tatang Mulyana Sinaga, Jurnalisme dalam bayang-bayang Kecerdasan Buatan, KOMPAS, 2023)
Saat ini pemanfataan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sudah menjadi tren dalam mendukung dan memudahkah aktivitas manusia, termasuk dalam aktivitas jurnalisme. Aktivitas jurnalisme bisa dalam bentuk menulis berita atau atikel. Selain itu, liputan dalam bentuk video atau foto termasuk kerja jurnalisme. Perlu digarisbawahi bahwa penggunaan AI dalam dunia jurnalisme sifatnya hanya membantu pekerjaan saja, bukan dijadikan sebagai pengganti peran manusia, karena hasil “pekerjaan” dari AI tersebut harus di verifikasi atau dicek validitas dan kebenarannya.
Dua jenis AI yang bisa digunakan untuk membantu menulis berita atau artikel atau artikel misalnya ChatGPT-OpenAI (https://openai.com/chatgpt/) dan Grammarly (https://www.grammarly.com/). ChatGPT-OpenAI adalah bot obrolan berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan atau pun perintah teks. Sedangkan Grammarly dapat menganalisis tulisan yang sudah ditulis dan memberi masukan baru untuk memperbaikinya. Generative AI mampu menghasilkan kalimat, paragraf, dan bahkan seluruh dokumen baru berdasarkan tulisan.
Penggunaan AI dalam kerja jurnalistik harus dilakukan secara sadar, jujur, akuntabel, dan tetap mengdepankan sisi kemanusiaan. Kerja juralistik juga harus disertai dengan etika seperti menjaga privasi orang lain, pikirkan dampak bagi orang lain, dan hargai hak cipta.
Hal tersebut merupakan cuplikan dari materi yang disampaikan oleh Nurulloh, praktisi media/COO Kompasiana pada pelatihan Videografi, Desain Grafis, dan Jurnalisme yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat tanggal 29 s.d. 31 Juli 2024 di Pop! Hotel Festival Citilink Bandung. Kepada para peserta, Nurulloh menyampaikan bahwa saat jurnalisme warga (citizen Journalism) terus berkembang. Saat ini, untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan praktis, masyarakat bukan hanya berpatokan kepada media-media mainstream, tetapi juga kepada media sosial yang digerakkan oleh netizen. Media sosial seperti Tik Tok adalah salah satu media sosial yang banyak diakses masyarakat untuk mendapatkan informasi yang cepat dan praktis.
Selain mendapatkan pengetahuan secara teoretis terkait dengan pemanfaatan AI dalam menulis berita dan artikel, peserta juga diberikan kesempatan untuk berlatih dan mempraktikkan teori yang sudah didapatkan sehingga mereka dapat memahaminya secara utuh dan menyeluruh.
Bandung, 30/07/2024, WK – Dalam rangka membangun komitmen bersama wujudkan sekolah yang dicita-citakan, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan Forum Pemangku Kepentingan (FPK) Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 29 s.d. 31 Juli 2024 di Hotel Harris Convention Hall Bandung. Para peserta yang terlibat terdiri dari unsur Kementerian Pendidikan, DPRD Bidang Pendidikan, Bappeda, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan hingga Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat yang terlibat dalam Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan 2 dan 3 di Provinsi Jawa Barat.
Unsur-unsur pendidikan tersebut merumuskan dan membangun komitmen bersama demi mewujudkan sekolah yang dicita-citakan untuk mewujudkan peserta didik yang kompeten dan berkarakter Pancasila. Forum ini menjadi ajang membangun komitmen untuk saling mendukung dan berkolaborasi dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada, serta memastikan setiap langkah diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi semua pihak terkait.
Kegiatan ini menjadi wadah untuk berbagi pandangan dan gagasan, serta memperkuat ikatan di antara berbagai elemen pendidikan. Melalui penandatanganan deklarasi komitmen, para unsur pendidikan daerah menegaskan keseriusan dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan lebih inklusif. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan setiap upaya dan sumber daya yang ada dapat dimaksimalkan untuk mencapai visi bersama mengenai sekolah yang dicita-citakan, dimana setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Penampilan tari Badaya Merak dari dua siswi SMPN 9 Kota Bandung menyambut para unsur-unsur pendidikan yang masuk ruang sidang. Kemudian, penampilan tari Jaipong dan tari Nusantara dari 4 siswi SMAN 1 Kota Bandung ikut memeriahkan acara pembukaan.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat Sri Wahyuningsih yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 5 kali. Pada sambutannya, Sri berpesan bahwa pendidikan modern membekali anak anak kita dengan karakter yang mampu mandiri, berakhlak mulia, baik, cerdas dan percaya diri. Sambutan dari perwakilan PDM 01 PAUD disampaikan oleh Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd. Kemudian sambutan dari Pj. Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Plt. Kadisdik Provinsi Jawa Barat.
Pada kegiatan tersebut, BBPMP Provinsi Jawa Barat memberikan penghargaan kepada Sekolah Penggerak Kategori Inovatif Kolaboratif kepada oleh 10 (sepuluh) satdik di Jabar dari semua jenjang. Penghargaan tersebut diterima oleh TK Cikal Cahaya Kab. Bogor, TK Assunah Kota Cirebon, SLBN Kab. Bandung Barat, SLBN Cileunyi Kab. Bandung, SDN 1 Sukamulya Kab. Ciamis, SDN 1 Kondangjajar Kab. Pangandaran, SMPN 4 Kota Cimahi, SMPN 1 Cipanas Kab. Cianjur, SMAN Jatinangor Kab. Sumedang, dan SMAN 1 Kota Bandung.
Kategori Inovatif Transformatif diberikan kepada SDN Purwaasih Kabupaten Tasikmalaya, SDN 1 Nagrikidul Kabupaten Purwakarta, SMPN 1 Lebakwangi Kabupaten Kuningan, SMAN 2 Babelan Kabupaten Bekasi (KCD III), SMAN 8 Kota Bandung (KCD VII), SMAN 1 Cikembar Kab. Sukabumi (KCD V), SD Islam Assuryaniyah Kota Bekasi, SMPN 1 Tambun Selatan Kab. Bekasi, SDN 1 Kaliwadas Kab. Cirebon.
Bandung, 30 Juli 2024, WK – Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan dinamis menuntut masyarakat harus beradaptasi dengan cepat. Masyarakat sudah sangat akrab dan familiar dengan perangkat teknologi, gawai, dan aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kerja. Tren saat ini, masyarakat pun senang berselancar di media sosial, mencari informasi dengan cepat dan dapat mudah dipahami. Ingin mendapatkan informasi yang sederhana tapi berbobot, langsung ke intinya tanpa harus membaca panjang lebar, apalagi bertele-bertele. Oleh karena itu, trennya saat ini Sudah banyak bergeser dari membaca informasi secara tertulis menjadi melihat video pendek atau desain grafis.
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek yang bertugas untuk menginformasikan, menyosialisasikan, dan mengadvokasi kebijakan Kemendikbudristek berkepentingan untuk dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat secara efektif, efisien, dan mudah dipahami oleh masyarakat. Agar hal tersebut dapat tercapai, perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.
Berdasarkan hal tersebut, di atas, maka BBPMP Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan Pelatihan Teknis Videografi, Desan Grafis, dan Teknik Jurnalisme bagi pegawai BBPMP Provinsi Jawa Barat ditambah peserta perwakilan dari Dinas Pendidikan dan sekolah di wilayah Bandung Raya. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 29 s.d. 31 Juli 2024 bertempat di Pop! Hotel Festival Citilink Bandung. Peserta dari BBPMP Provinsi Jawa Barat sebanyak 28 orang, peserta dari Dinas Pendidikan se-Bandung Raya sebanyak 5 orang, dan peserta perwakilan dari guru/tenaga kependidikan se-Bandung Raya sebanyak 7 orang.
Kegiatan dibuka oleh Kepala BBPMP Jawa Barat, Sri Wahyuningsih. Dalam sambutannya, Sri menyampaikan bahwa media sosial di BBPMP Provinsi Jawa Barat memiliki peran yang sangat strategis dalam ikut mempromosikan dan menyosialisasikan berbagai kebijakan prioritas Kemendikbudristek. “Media sosial BBPMP Provinsi Jawa Barat harus bisa menjadi sarana edukasi bagi publik, khususnya dalam bidang pendidikan.”, imbuhnya.
Sri menambahkan bahwa dalam menyikapi sebuah kebijakan pemerintah, kadang muncul kesalahpahaman atau miskonsepsi. Oleh karena itu, peran media sosial lembaga pemerintah seperti halnya BBPMP Provinsi Jawa Barat sangat berkepentingan untuk mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui media yang mudah dipahami melalui konten-konten media sosial yang kreatif dan menarik. Sri berharap, dampak dari pelatihan ini bisa meningkatkan kemampuan staf BBPMP Provinsi Jawa Barat, khususnya yang bertugas di tim media, humas, dan PIC Content Creator dalam membuat, mengemas, dan menyampaikan informasi dan pesan yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Barat serta dapat meng-counter jika ada miskonsepsi yang muncul dari masyarakat terhadap sebuah kebijakan yang digulirkan oleh Kemendikbudristek.
Ketua Tim Kerja 2 Tintin Kartini selaku penanggung jawab kegiatan dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini antara lain:
Memberikan peserta pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar dan etika videografi, desain grafis, dan jurnalistik.
Memberikan peserta pengetahuan dan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk menghasilkan konten video, desain grafis, dan jurnalistik yang berkualitas.
Meningkatkan kemampuan peserta dalam memanfaatkan aplikasi smartphone dan AI untuk menghasilkan konten video, desain grafis, dan jurnalistik yang menarik dan sesuai dengan target audiens.
Meningkatkan kemampuan peserta untuk mengukur efektivitas strategi publikasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Agus Ramdani selaku PIC PDM 07 menyampaikan bahwa materi yang diberikan pada pada pelatihan ini antara lain; teknik jurnalisme, desain grafis untuk media sosial, dan videografi untuk media sosial. Narasumber yang dihadirkan pada kegiatan ini sebanyak 3 orang, yaitu Rurry Fatchurrahman (Tim kreatif PDM 07 pusat), Nurulloh (praktisi media/ COO Kompasiana), dan Dzulfikar A. Ridlo (praktisi media/DMT Network Solution). Selain belajar secara teori, peserta juga diberikan kesempatan untuk berlatih atau praktik. (IA).
Bandung Barat, 22 Agustus 2024, WK – Indonesia semakin dekat dengan mewujudkan pendidikan yang inklusif. Hal ini ditandai dengan suksesnya webinar “Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusi (Modul Selesai, Aksi Nyata Dimulai)” yang baru saja digelar. Webinar ini diikuti oleh seribu lebih peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru, pengawas, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya.
Tujuan utama webinar ini adalah untuk mensosialisasikan modul pendidikan inklusi yang dirancang secara komprehensif untuk memberikan panduan praktis bagi pendidik dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi semua siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Dalam sambutannya, Kabag BBPMP Provinsi Jawa Barat, Mardi Wibowo, menekankan pentingnya pendidikan inklusi bagi masa depan pendidikan Indonesia. “Pendidikan inklusi bukan hanya sekedar tren, tetapi merupakan sebuah kebutuhan. Semua anak, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama,” tegasnya.
Mardi Wibowo juga menyampaikan harapannya agar webinar ini dapat menjadi titik awal bagi para peserta untuk segera mengimplementasikan pendidikan inklusi di sekolah masing-masing. “Dengan adanya modul ini dan semangat kolaborasi yang tinggi, saya yakin kita dapat mewujudkan pendidikan inklusi yang berkualitas di Jawa Barat. Selain itu, acara ini menjadi wadah bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk saling belajar dan menginspirasi” ujarnya.
Webinar ini membahas berbagai aspek penting dalam pendidikan inklusif, antara lain: (1) konsep dasar pendidikan inklusif: peserta diajak untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip dasar pendidikan inklusi, (2) penerapan modul: webinar memberikan panduan yang jelas mengenai cara menerapkan modul pendidikan inklusif di berbagai jenjang Pendidikan inklusi, (3) praktik terbaik: para peserta berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam melaksanakan pendidikan inklusif di sekolah mereka, (4) tantangan dan solusi: diskusi terbuka dilakukan untuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendidikan inklusif serta solusi-solusi yang dapat diterapkan.
Pentingnya Kolaborasi
Salah satu poin penting yang dibahas dalam webinar adalah pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Alfi Afifah, salah satu narasumber, menekankan bahwa, “Mendorong kolaborasi antara guru, orang tua, dan otoritas pendidikan akan meningkatkan sistem dukungan bagi siswa. Upaya kolektif ini membantu mengatasi beragam kebutuhan pendidikan secara efektif.”
Senada dengan Alfi, Siti Ahadia Nurjanah juga menyoroti peran penting kepemimpinan sekolah dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. “Peran kepemimpinan sekolah sangat penting dalam menumbuhkan budaya terbuka dan menerapkan kebijakan ramah anak,” ujarnya.
Tantangan dan Solusi
Para peserta juga berbagi berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di sekolah masing-masing. Namun, mereka juga menawarkan solusi-solusi kreatif. Salah satu peserta bertanya, “Bagaimana cara mengajar anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar?”
Menanggapi pertanyaan tersebut, Alfi Afifah menjelaskan bahwa, “Mengidentifikasi beragam kebutuhan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan kelas yang aman dan menarik. Hal ini memastikan semua siswa merasa dihargai dan dilibatkan.”
Webinar ini juga menekankan pentingnya untuk memahami dan memenuhi kebutuhan individual setiap siswa. Siti Ahadia Nurjanah menambahkan, “Pendidikan yang efektif memerlukan pemahaman dan penanganan beragam kebutuhan semua siswa. Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif yang mendorong kolaborasi dan mengakomodasi berbagai gaya belajar.”
Webinar ini menjadi langkah awal yang baik dalam mewujudkan pendidikan inklusif di Indonesia. Para peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam praktik sehari-hari di sekolah. Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tinggi, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi semua
Penulis: Sofi Suwaris dan Syifa Editor: Agus Ramdani