Kemendikbudristek dan Dharma Wanita Persatuan Bersinergi Dukung Kesehatan Gizi dan Jiwa Remaja Indonesia

Kemendikbudristek dan Dharma Wanita Persatuan Bersinergi Dukung Kesehatan Gizi dan Jiwa Remaja Indonesia

Jakarta, 13 Juni 2024, WK – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pusat dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek menyelenggarakan Gelar Wicara Gerakan Sekolah Sehat (GSS) 2024. Gelar wicara yang berlangsung di Jakarta, Kamis (13/6) ini mengangkat tema “Melalui Gerakan Sekolah Sehat Kita Wujudkan Generasi Emas Indonesia Yang Sehat, Kuat, Cerdas, dan Berkarakter.”

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta kegiatan tentang pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri, pentingnya menjaga kesehatan jiwa remaja, dan mendorong akselerasi implementasi Gerakan Sekolah Sehat di satuan pendidikan. 

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, menekankan bahwa dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sangat penting untuk memastikan pemenuhan gizi yang seimbang dan memberikan perhatian yang cukup terhadap kesehatan jiwa para peserta didik.

“Melalui kesempatan ini, saya berharap kita semua dapat lebih memahami pentingnya kesehatan jiwa dan gizi dalam pendidikan, guna memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila,” ujar Dirjen Iwan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dharma Wanita Persatuan Pusat, Teti Herawati, saat membuka kegiatan gelar wicara secara resmi, menyambut dengan antusias dan mendukung penuh penyelenggaraan Gelar Wicara GSS oleh Kemendikbudristek. Ia mengungkapkan bahwa acara ini sangat penting karena menyajikan informasi tentang kesehatan gizi dan jiwa yang disampaikan langsung oleh para pakar, sehingga dapat memperkaya wawasan para orang tua dan peserta didik serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu ini.

“Kami menyadari peran DWP dalam mendukung peserta didik di lingkungan kami untuk dapat melakukan pembiasaan gaya hidup sehat, melalui berbagai hal sederhana. Pembiasaan ini tidak hanya dilakukan di sekolah oleh para guru namun perlu dimulai dan dilanjutkan di rumah melalui bimbingan orang tua yang mendampingi putra-putrinya dalam keseharian,” terang Teti.

Selaku Ketua Panitia Penyelenggara Gelar Wicara, Ketua Dharma Wanita Persatuan  Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Xanty Iwan Syahril, dalam laporannya menyampaikan, “Terkait sehat gizi, Gelar Wicara GSS 2024 berupaya untuk mendorong pembiasaan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi peserta didik putri. Di sisi lain, untuk sehat jiwa bagi peserta didik jenjang SMP dan SMA, kami melihat pentingnya kemampuan untuk mengenal dan mengatur emosi, perilaku, dan keterampilan psiko-sosial yang merupakan salah satu kegiatan sehat jiwa.”

Gelar Wicara GSS 2024 menghadirkan para pakar yang memiliki keahlian di bidang kesehatan gizi dan jiwa serta wakil orang tua. Salah satu pakar, Lovely Daisy, yang merupakan Direktur Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Lovely menjelaskan masalah utama terkait gizi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan prinsip gizi seimbang, terutama zat gizi mikro.

“Saat ini Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi, yakni dalam hal kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi mikronutrien. Masalah zat gizi yang banyak terjadi salah satunya adalah kekurangan zat besi, sebagaimana kita ketahui sepertiga remaja putri di Indonesia mengalami anemia,” terang Lovely.

Lebih lanjut, Lovely menambahkan bahwa permasalahan gizi ini pun memengaruhi kemampuan belajar mereka dalam meraih prestasi di sekolah. “Anemia pada usia remaja berdampak menurunkan tingkat konsentrasi, yang kemudian memengaruhi prestasi belajar mereka.”

Rose Mini Agoes Salim, atau yang biasa dipanggil Bunda Romi, Psikolog, Dosen, dan Guru Besar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, juga menjadi salah satu narasumber dalam acara ini. Bunda Romi menuturkan bahwa berdasarkan penelitian, saat ini masalah kesehatan jiwa yang banyak terjadi di kalangan remaja di antaranya tingkat kecemasan yang tinggi, stress, masalah konsentrasi, dan merasa tidak tenang.

Menurutnya, anak usia remaja menjadi rentan terhadap isu kesehatan jiwa salah satunya disebabkan oleh masalah konsep diri. “Hasil introspeksi dan umpan balik dari lingkungan yang diterima anak tentang dirinya, akan dia evaluasi dan membangun konsep dirinya sendiri. Jika banyak hal negatif yang dia terima, tentu akan berdampak negatif pada kesehatan jiwanya,” jelas Bunda Romi.

Bunda Romi juga menyebut bahwa media sosial memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental. “Mengunggah sesuatu di media sosial memiliki banyak dampak, salah satunya cyber bullying. Anak remaja kita belum tentu siap menghadapi ini, dan dapat berdampak pada konsep diri dan kepercayaan dirinya. Untuk mengantisipasi ini, saya selalu menyarankan orang tua memiliki kontrol terhadap teknologi digital yang digunakan oleh anaknya.”

Ferry Yunita, Ketua Komite SMP Negeri 177 Jakarta, yang hadir sebagai perwakilan orang tua peserta didik, menyatakan setuju bahwa Gerakan 5 Sehat yang diterapkan di sekolah sangat bermanfaat bagi anaknya. Sebagai orang tua, ia juga menerapkan prinsip-prinsip program tersebut di rumah untuk memastikan anaknya terbiasa dengan gaya hidup yang bersih dan sehat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara optimal. 

“Sebagai orang tua saya berusaha selalu membersamai anak. Ketika anak melakukan hal yang menurut kita salah jangan langsung dihakimi. Selain itu, saya juga membiasakan mereka makan dengan gizi seimbang. Sejak kecil mereka sudah dikenalkan dengan sayur dan buah. Mereka pun lebih sering mengkonsumsi makanan yang dibuatkan dari rumah, sehingga lebih mudah dikontrol,” ungkap Ferry.

Kegiatan gelar wicara ini diikuti oleh 1.210 orang peserta, sebanyak 210 orang hadir secara luring dan 1.000 orang mengikuti secara daring. Peserta terdiri dari unsur pejabat di lingkungan Ditjen PAUD Dikdasmen, pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan Pusat, Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek Pusat dan Daerah, Yayasan Bhakti Idata, dan Koperasi Arta Wardhana. Di samping itu, gelar wicara ini diikuti pula oleh kepala sekolah dan guru yang mewakili beberapa sekolah di Jakarta.

#MerdekaBelajar

Sumber: Siaran Pers_Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi_
Nomor: 240/sipers/A6/VI/2024

Komisi X DPR RI Tinjau Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Bandung

Komisi X DPR RI Tinjau Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Bandung

Soreang, 14/06/24/, WK – Komisi X DPR RI, yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, kepemudaan, dan olahraga, melakukan kunjungan kerja ke pemerintah daerah untuk meninjau pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah di bidang-bidang tersebut.

Rombongan kunjungan yang dipimpin langsung oleh anggota komisi X Dede Yusuf diterima langsung oleh Sekretaris Daerah kabupaten bandung Cakra Aminaya beserta jajaranya, di rumah Dinas Bupati Kabupaten Bandung Jumat (14/06).

Turut hadir dalam acara tersebut Direktur SMP Kemdikbudristek I Nyoman Rudi Kurniawan, Kepala BBPMP Jawa Barat yang diwakili oleh Kabag Umum Mardi Wibowo, kepala BBGP Jawa Barat Muhammad Hartono, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kasiman, Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Andika, Serta kepala Dinas Pendidikan, Dewan pendidikan, para pendidik, PGRI dan berbagai pemangku kepentingan lainnya di kabupaten Bandung.

Sekretaris Daerah dalam sambutannya mengatakan sangat berterima kasih sudah menjadi agenda kunjungan kerja komisi X DPR RI hari ini, beliau memaparkan profil dan kondisi pendidikan di Kabupaten Bandung saat ini.

Kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Kabupaten Bandung yang bertujuan meninjau sektor pendidikan melibatkan beberapa agenda utama. Dalam sambutannya Dede Yusuf akan berkonsentrasi kepada beberapa hal dibidang pendidikan diantaranya ;

Peninjauan Infrastruktur Pendidikan dan fasilitas pendidikan, termasuk sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, untuk menilai kondisi fisik bangunan, ketersediaan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas pendukung lainnya.

Evaluasi Kualitas Pengajaran: Anggota Komisi berdialog dengan para guru dan kepala sekolah untuk memahami kualitas pengajaran, kurikulum yang diterapkan, dan metode pembelajaran. Untuk mendengarkan tantangan yang dihadapi oleh tenaga pendidik.

Kesejahteraan Guru: Diskusi mengenai kesejahteraan guru, termasuk gaji, tunjangan, dan pelatihan profesional. Komisi X mengevaluasi apakah kebijakan pemerintah pusat terkait kesejahteraan guru telah diimplementasikan dengan baik di Kabupaten Bandung.

Program dan Kebijakan Pendidikan: Komisi X mengevaluasi sejauh mana program-program pendidikan nasional seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Penerima Peserta Didik Baru (PPDB) yang sudah diimplementasikan di Kabupaten Bandung.

Inovasi Pendidikan: Meninjau berbagai inovasi dan inisiatif pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah daerah atau sekolah-sekolah setempat. Ini termasuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan program-program yang mendukung pengembangan keterampilan abad 21.

Pendidikan Inklusif: Memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus mendapatkan akses pendidikan yang layak dan bahwa sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung mendukung pendidikan inklusif.

Data semua ini harus masuk kedalam Dapodik dan terverifikasi ungkap Dede.

Selama kunjungan berlangsung, Komisi X berdialog dengan Sekretaris Daerah, Dinas Pendidikan, Dewan pendidikan Para pendidik, PGRI dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi pendidikan dan selanjutnya hasil dari kunjungan ini diharapkan dapat membantu dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik dan tepat sasaran di bidang pendidikan.

Perbaikan PPDB Jabar Diminta Ombudsman: Verifikasi dan Validasi Jadi Kunci!

Perbaikan PPDB Jabar Diminta Ombudsman: Verifikasi dan Validasi Jadi Kunci!

Bandung Barat, WK, – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Barat 2024 untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB telah memasuki tahap akhir. Namun, dari hasil koordinasi Perwakilan Ombudsman RI Jawa Barat dengan BBPMP Provinsi Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2024 masih ditemukan beberapa permasalahan dalam proses PPDB Tahap 1 yang baru saja selesai.  

PPDB Jabar 2024: Ada Masalah, Tapi Ada Apresiasi Juga

Lebih dari 150 keluhan masyarakat terkait gangguan aplikasi PPDB, informasi yang tidak lengkap, dan dugaan penggunaan dokumen kependudukan fiktif untuk mendaftar di sekolah favorit, terutama pada jalur zonasi. Selain itu, ditemukan permasalahan terkait verifikasi dan validasi data calon peserta didik dan keluarga diduga memanipulasi data domisili dengan caramemperbaharui dokumen KK tanpa pindah domisili, mencantumkan alamat wali, dan menggunakan alamat fiktif. Selain itu proses verifikasi dan validasi di sekolah juga tidak optimal, hanya fokus pada kesesuaian dokumen, tidak sampai klarifikasi domisili selama 1 tahun, sehingga terdapat dugaan maladministrasi di sekolah dengan“menambahkan” persyaratan dokumen yang tidak diatur dalam peraturan. Dampak yang dapat terjadi dari permasalahan tersebut adalah dilanggarnyaasas PPDB yang objektif, transparan, dan akuntabel, serta dapat memicu keberatan terhadap hasil penetapan peserta didik baru pada 19 Juni 2024.

Namun dari beberapa permasalahan PPDB di Jawa Barat ditemukan, seperti gangguan aplikasi dan informasi yang tidak lengkap. Ombudsman memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Jabar inovatif dan yang bergerak cepat dalam menyelesaikannya. Pemprov Jabar dalam PPDB 2024. Mereka telah menyalurkan 3.320 calon peserta didik dari data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim dan memperkuat akses pendidikan bagi kelompok rentan, serta dengan memperketat persyaratan khusus pada pendaftaran jalur zonasi.

Perbaikan PPDB Jabar 2024: Ombudsman Beri Saran Penting!

Ombudsman Jawa Barat telah memberikan saran perbaikan kepada Pemprov Jabar untuk PPDB 2024. Saran-saran ini bertujuan untuk memastikan proses PPDB yang transparan, akuntabel, dan bebas dari kecurangan. Berikut poin-poin penting dari saran-saran tersebut:

  1. Dinas Pendidikan Jabar harus berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk memastikan kesesuaian dokumen kependudukan dengan domisili calon peserta didik;
  2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memerintahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menetapkan perangkat dan melakukan verifikasi dan validasi bersama sekolah untuk memastikan kesesuaian dokumen kependudukan dengan domisili calon peserta didik pada saat ini;
  3. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memerintahkan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebagai Pengawas Internal (APIP) untuk terlibat dalam pengawasan pelaksanaan PPDB 2024 yang bertujuan menguatkan upaya pencegahan maladministrasi oleh penyelenggara;
  4. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menganulir pendaftaran calon peserta didik yang terbukti mendaftar dengan menggunakan dokumen kependudukan yang tidak sesuai dengan domisili sebenarnya;
  5. Memperbaiki pengelolaan dan mekanisme Pengaduan PPDB secara berjenjang di satuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas Pendidikan, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan pengaduan terhadap hasil penetapan peserta didik baru secara cepat, tepat, tertib tuntas, dan dapat dipertanggungjawabkan sebelum Pendaftaran PPDB Tahap 2 dimulai;
  6. Mengumumkan penetapan peserta didik baru dengan memuat: Nomor pendaftaran, nama peserta didik yang diterima, asal satuan pendidikan, alamat, dan peringkat hasil seleksi pada satuan pendidikan, selain informasi yang dikecualikan oleh peraturan perundangan mengenai keterbukaan informasi public; dan
  7. Dinas Pendidikan memastikan penyaluran seluruh calon peserta didik Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) Ekstrem dan Jalur Afirmasi KETM, kecuali bagi calon peserta didik yang tidak bersedia disalurkan.

Saran-saran ini diharapkan dapat membantu Pemprov Jabar dalam meningkatkan kualitas PPDB 2024. Mari bersama-sama awasi PPDB Jabar 2024 agar tercipta proses penerimaan peserta didik yang adil dan berkualitas!

Penulis: Yanti Triana dan Agus Ramdani

KADISDIK SUMEDANG SAMPAIKAN 3 AKSELERASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM LITERASI NUMERASI

KADISDIK SUMEDANG SAMPAIKAN 3 AKSELERASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM LITERASI NUMERASI

Sumedang, 13062024, WK, – Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Kabupaten Sumedang, Dr. H. Dian Sukmara, M.Pd. menjadi salah satu narasumber yang diundang pada kegiatan Fasilitasi Pengimbasan Penguatan Literasi dan Numerasi di Hotel Gumilang Regency Bandung, 12 Juni 2024, pada kesempatan tersebut, Dian menyampaikan 3 (tiga) program akselerasi peningkatan mutu literasi dan numerasi di Kabupaten Sumedang.

Pertama, dalam konteks regulasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang telah membuat Surat Edaran yang ditujukan kepada seluruh kepala TK negeri dan swasta, Kepala Kelompok Belajar, Kepala Sekolah Dasar negeri dan swasta, dan Kepala Sekolah Menengah negeri dan swasta. SE yang dikeluarkan tanggal 12 Juni 2024 tersebut berisi himbauan Pemanfaatan Dana BOS/BOP untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, khususnya dalam kecakapan literasi dan numerasi.

Pada APBD tahun 2024, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang menganggarkan anggaran untuk pelaksanaan program pelatihan, pengadaan sarana dan prasarana, dan penyediaan buku non-teks, monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan peningkatan kersajama.

Kedua, penguatan Komunitas Belajar (Kombel) melalui program jambore literasi dan numerasi, kunjungan antarkomunitas belajar untuk saling berbagi  pengalaman dan praktik terbaik, pengembangan  bersama sumber belajar, lomba inovasi pembelajaran, dan publikasi hasil karya komunitas belajar. Optimalisasi Kombel fokus pada pembelajaran, membudayakan budaya kolaborasi dan tanggung jawab kolektif, dan  berorientasi pada (hasil) pembelajaran murid.

Ketiga, penguatan kemampuan pelaksanaan pembelajaran berbasis aktivitas literasi dan numerasi melalui kegiatan readathon, GASING, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan istilah “CANTIK PERKASA” yang merupakan akronim dari CerdAs, Nyunda, eksoTIK, berbasis kasih SAyang. Kemudian ada program paket geulis, dan Sumedang Simpati Academy.

Readathon

Secara etimologis, istilah readathon berasal dari dua kata, yaitu read (membaca) dan marathon (lari jarak jauh). Secara semantis leksikal, readathon berarti membaca bersama-sama dalam jangka waktu tertentu tanpa berhenti dalam keadaan senyap. Tujuannya menumbuhkan minat dan motivasi membaca, rasa cinta buku, membiasakan membaca secara aktif, dan membangkitkan semangat akan pentingnya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca buku. Bentuk kegiatannya Sesi Membaca Bersama (Read-Aloud): Guru dan siswa membaca buku di lapang upacara, sementara siswa lainnya mendengarkan. Sesi ini bisa diikuti dengan diskusi atau tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. Hasil bacaan ditulis dalam buku catatan khusus literasi dan sesi menceritakan kembali hasil yang dibacanya.

Metode GASING

Metode GASING adalah salah metode inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan literasi dan  numerasi peserta didik di Kabupaten Sumedang. GASING adalah akronim dari Gampang, AsIk, dan menyenaNGkan.

Gasing merupakan metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik dan menyenangkan. Metode ini dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya. Tujuannya; (1) memberikan pengetahuan bidang matematika untuk siswa dan guru tingkat Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang. (2) mengembangkan kemampuan siswa dan guru sebagai peserta sekaligus pendamping dalam hal penyelesaian masalah pembelajaran di sekolah, dan (3) menggali kemampuan belajar matematika dengan metode GASING yakni gampang, asyik dan menyenangkan.

Bentuk kegiatannya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang bekerjasama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya (YTIJ). Kegiatan dilaksanakan di SDN Manangga selama 15 hari, yaitu dari tanggal 1 s.d. 17 Februari 2023. Kegiatan diikuti oleh 78 peserta, terdiri dari 26 guru dan 52 peserta didik SD berasal dari 26 Kecamatan se-Kabupaten Sumedang. Program GASING sudah diimbaskan sejak Februari s.d. Agustus 2023 melalui pola ToT (Training of Trainer), pengimbasan ke Trainer, pengimbasan ke fasilitator, hingga ke semua guru dan peserta didik di Kabupaten Sumedang.

CANTIK PERKASA

P5 “CANTIK PERKASA“ (CerdAs, Nyunda, eksoTIK, berbasis kasih SAyang) di Kabupaten Sumedang terinspirasi oleh perjuangan Wa Een (Een Sukaesih), seorang guru inspiratif dari Kabupaten Sumedang. Dalam keadaan sakit dan lumpuh masih mau mengajar murid-muridnya. Een pernah dikunjungi oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono beserta ibu Ani Yudhoyono tahun 2014.

Een adalah guru tidak mau mengalah dalam menghadapi tantangan, sehingga semangatnya harus jadi inspirasi dan motivasi untuk membangun pendidikan di Kabupaten Sumedang. Nilai kearifan lokal dan inspirasi dari Een Sukaesih, pahlawan pendidikan Kabupaten Sumedang harus disampaikan kepada generasi muda dan peserta didik di Kabupaten Sumedang khususya dan Jawa Barat pada umumnya.

P5 CANTIK PERKASA adalah strategi transformasi budaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Tujuannya untuk mewujudkan terciptanya sinergitas pengembangan system ilmu pengetahun dalam kurikulum persekolahan dengan kearifan lokal tempat siswa berada dan melangsungkan kehidupan dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Sedangkan bentuk kegiatannya penelusuran, penggalian, penampilan dan pengembangan potensi  keberagaman dan keunggulan karaktistik wilayah.

Paket Geulis

Paket Geulis adalah program kesetaraan terintegrasi melalui Digitalisasi perpustakaan Berbasis Inklusi sosial. Tujuannya Kolaborasi organisasi perangkat daerah (Disdik, Dispusipda, Pemerintah Desa, Disdikcapil dan organisasi sosial masyarakat lainnya) meningkatkan angka partisipasi sekolah dan RLS. Bentuk kegiatannya Penyelenggaraan PKBM secara terstruktur, massif dan sistemik diseluruh wilayah Dea/Kota di Kab. Sumedang.

Sumedang Simpati Academy (SSA)

SSA adalah pelatihan daring melalui Platform Sumedang Simpati Academy. T ujuan Dari Simpati Academy adalah untuk meningkatkan Kompetensi pegawai termasuk pendidik dan tenaga kependidikan melalui pelatihan berbasis daring yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Kegiatan berupa pelatihan melalui LMS baik secara Synchronous maupun Asynchronous. Capaiannya adanya peningkatan kualitas pegawai, termasuk pendidik dan tenaga kependidikan di Kabupaten Sumedang.

Kareta Sobat

Kareta Sobat (Kendaraan Rekreatif Edukatif Sarana Kolaborasi BBGP Jawa Barat) adalah salah satu inovasi Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat yang diluncurkan pada kegiatan Semarak Karya Transformasi Pendidikan Berbasis Komunitas Belajar. Tujuannya Budaya dan kearifan lokal menjadi warna dalam khazanah kekayaan bangsa yang sudah semestinya kita pelihara dan dilestarikan melalui pendidikan berbasis budaya dan kearifan lokal. Bentuk kegiatannya mendekatkan layanan BBGP ke tempat yang sulit dijangkau, serta dapat mengenalkan budaya leluhur sunda kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam rangka membangun identitas atau Jatidiri Bangsa.

e-Pelita Mobil

e-Pelita Mobil adalah Aplikasi perlindugan bullying terhadap anak pada sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Sumedang. Tujuannya: (1) mendeskripsikan gambaran umum kasus kekerasan di Kabupaten Sumedang. (2) merumuskan langkah-langkah praktis perlindungan peserta didik terhadap Bullying melalui e-Pelita. (3) menguatkan perlindungan terintegrai yang aman bagi peserta didik  dalam pelaporan Bullying  secara digital pada e-Pelita. (4) melibatkan para pihak khususnya orang tua dalam memberikan perlidungan, pencegahan, pengendalian bullying terhadap anak melalui e-pelita.

Berbagai program peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Sumedang berdampak terhadap capaian rapor pendidikan Kabupaten Sumedang. Capaian literasi tahun 2024 SD Umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 84,59%. Naik 13,84% dari 2023 (70,75%). SMP umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 80,73%. Naik 10,64% dari tahun 2023 (70,09%). Pada aspek numerasi, SD Umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 79,54%. Naik 25,94% dari 2023 (53,6%). SMP umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 76,26%. Naik 28,01% dari tahun 2023 (48,25%). Capaian iklim kemanan, capaian karakter, capaian iklim kebinekaan, dan capaian iklim inklusivitas juga mengalami kenaikan dengan kategori BAIK.

Paparan Dian Sukmara menginspirasi peserta dari daerah lainnya. Bahkan dalam sesi tanya jawab, ada peserta yang ingin berkunjung dan melakukan studi tiru peningkatan mutu pendidikan, khususnya terkait literasi numerasi. Menyikapi hal tersebut, Dian menyambutnya dengan tangan terbuka.

Pada kesempatan itu pula, Dian yang juga seorang penulis, hobi menulis, dan pernah menjabat rektor Universitas 11 April Sumedang tersebut menyampaikan apresiasi kepada BBPMP Provinsi Jawa Barat yang telah memfasilitasi advokasi peningkatan mutu literasi dan numerasi kepada pemerintah daerah. Hal ini dapat memotivasi dan menjadi trigger untuk semakin membangun kesadaran bersama terkait pentingnya penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran. Kolaborasi dan komunikasi yang baik berbagai pemangku kepentingan menjadi kata kunci dalam peningkatan mutu literasi dan numerasi di daerah. Komunikasi yang baik dengan pimpinan level atas pun menjadi kunci penting implementasi program, imbuhnya. (IA).

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Tingkatkan Kapasitas Tim PMO

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Tingkatkan Kapasitas Tim PMO

Foto oleh Imanbees
Coaching dan Mentoring Tim PMO

Bandung Barat, 120624 ,-  Kita perlu mempertegas kembali formula kolaborasi dengan pemerintah daerah dan menumbuhkan rasa kepemilikan program pendidikan dalam implementasi kurikulum merdeka. Demikian Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat (BBPMP Jabar), Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd dalam kegiatan Coaching dan Mentoring pada tim Project Management Officer (PMO) bagi 27 kabupaten kota dan PMO Provinsi.

Dengan peningkatan kolaborasi dan efektivitas program, diharapkan kualitas pendidikan di Jawa Barat dapat meningkat dan target-target pendidikan yang telah ditetapkan tercapai optimal.

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 10 s.d. 12 Juni 2024 di Kampus Padalarang BBPMP Jabar ini, diikuti selain oleh Tim PMO juga Tim Konsultan, yang terdiri dari Rahadian Pradja Paramita, Dwijoko Widiyanto, dan Ben Satriana.

Sebelumnya, coaching dan mentoring ini dilakukan 2 sesi, sesi diskusi bersama 4 sampai 5 kabupaten/kota di setiap sesinya. Terungkap bahwa Tim PMO menghadapi beberapa kendala dalam berkolaborasi dengan pemerintah daerah, terutama dalam hal komunikasi, koordinasi, dan responsivitas. Beberapa Dinas Pendidikan kurang tanggap terhadap permintaan data, dokumentasi dan undangan dari Tim PMO, serta keterlibatan yang minim dalam program dan sistem kerja yang kurang terstruktur.

Tim PMO sepakat mengusulkan beberapa langkah untuk meningkatkan kolaborasi dan efektivitas program, antara lain memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan melalui keterlibatan yang lebih dalam dan sistem kerja yang lebih terstruktur, memanfaatkan aplikasi seperti gdrive dan tableu untuk mempermudah koordinasi, serta meninjau kembali tim kerja agensi untuk memastikan efektivitas komunikasi pelaksanaan program.

“Kesenjangan kolaborasi ini tidak dapat diabaikan. Kita perlu solusi pendampingan asimetris untuk mendorong kolaborasi dan meningkatkan prestasi pendidikan di Jawa Barat,” demikian pernyataan Tim Konsultan BBPMP Jabar.

Kesenjangan ini dirasakan ketika Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi sangat baik dalam berkolaborasi, sementara kabupaten lainnya dengan nilai rapor pendidikan tinggi seringkali kurang kooperatif dalam menanggapi program yang digulirkan.

Pendekatan pendampingan yang dilakukan Tim PMO yang sama untuk semua daerah belum tentu baik dan ideal. Pengenalan budaya kabupaten kota dan solusi asimetris yang mempertimbangkan perbedaan tingkat kolaborasi dan responsif di setiap daerah perlu diperhatikan.

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Jawa Barat dianggap berhasil meningkatkan kapasitas Tim PMO dalam mengelola program pendidikan di 27 kabupaten/kota dan 1 tim provinsi. Kegiatan ini sebagai upaya untuk memelihara, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya di Provinsi Jawa Barat. (Penulis: Arlina/Editor: Mutia)

Praktik Baik Pemanfaatan Rapor Pendidikan

Praktik Baik Pemanfaatan Rapor Pendidikan

Bandung Barat, 100624, WK,_-Liputan kali ini, Tim Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat mengunjungi salah satu sekolah yang berada di pusat Kota Cimahi, yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Cimahi. Sekolah dengan lahan yang terbatas dengan peserta didik 1.555 siswa dengan 44 rombongan belajar ini, terbagi pada dua lokasi. Pada kampus utama terdapat fasilitas lift yang diutamakan untuk pengajar, mengingat bangunan sekolah tersebut memiliki 4 lantai.

Membahas rapor pendidikan, diakui Isnaeni Zakiah, Kepala SMAN 5 Cimahi bahwa rapor pendidikan memberikan banyak manfaat.

“Melalui data yang diperoleh dari rapor pendidikan, kami dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada, kemudian merefleksi segala sesuatu yang telah dilaksanakan,” urai beliau,” selanjutnya kita benahi perencanaan dan benahi implementasi program yang akan dilaksanakan.”  Semua unsur warga sekolah mau belajar dan memperbaiki diri berdasarkan data yang ada.

Sekolah yang diresmikan tahun 1991 ini, memiliki Tim Penjaminan Mutu Sekolah (TPMS), sebagai tim pertama yang akan membahas rapor pendidikan ini. Setelah itu baru kita rapat dengan seluruh warga sekolah mengenai pembahasan rapor pendidikan ini, tambah Isnaeni.

Ditanya mengenai perbedaan sebelum dan sesudah ada rapor pendidikan, Isnaeni menegaskan bahwa setelah adanya rapor pendidikan, sekolah dapat dengan mudah melihat ketercapaian visi misi nya, mengingat data yang didapat, diyakini objektif, terpercaya dan terintegrasi (dengan solusi pemecahan masalahnya).

Senada dengan Isnaeni, Eni Sumiyarni, wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMAN 5 Cimahi, menyatakan telah memanfaatkan hasil rapor pendidikan.

“Kami telah melakukan in house training (IHT) bagi para guru mengenai penyusunan kurikulum pada beberapa waktu lalu,” urainya,”adapun dasar penyusunan disesuaikan dengan hasil langkah pembahasan rapor pendidikan,” tambahnya.

Selain IHT, SMAN 5 Cimahi memiliki komunitas belajar berdasarkan mata pelajarannya. Dimana di dalamnya, guru-guru tersebut saling bertukar pikiran, saling bantu dalam pengisian platform merdeka mengajar, dan mengasah kompetensi sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pembahasan rapor pendidikan.

Sementara itu, ditemui di tempat terpisah, Suparman, Pengawas di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, memaparkan pendampingan yang dilakukan pada sekolah binaannya.

“Kami melakukan pendampingan pada 19 sekolah binaan kami,” jelas beliau,” salah satunya SMAN 5 Cimahi. Semua sekolah melakukan langkah-langkah pembahasan rapor pendidikan, hingga penyusunan perencanaan berbasis data.”

Adanya pendampingan dari pengawas pembina, proses peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui komunitas belajar, serta terutama kepala sekolah yang terbuka, antusias serta mendukung perubahan, membuktikan pemanfaatan rapor pendidikan telah dilakukan oleh SMAN 5 Cimahi sebagai sekolah yang transformatif. (Imanbees dan Mutia)

.

Skip to content