Perbaikan PPDB Jabar Diminta Ombudsman: Verifikasi dan Validasi Jadi Kunci!

Perbaikan PPDB Jabar Diminta Ombudsman: Verifikasi dan Validasi Jadi Kunci!

Bandung Barat, WK, – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Barat 2024 untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB telah memasuki tahap akhir. Namun, dari hasil koordinasi Perwakilan Ombudsman RI Jawa Barat dengan BBPMP Provinsi Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2024 masih ditemukan beberapa permasalahan dalam proses PPDB Tahap 1 yang baru saja selesai.  

PPDB Jabar 2024: Ada Masalah, Tapi Ada Apresiasi Juga

Lebih dari 150 keluhan masyarakat terkait gangguan aplikasi PPDB, informasi yang tidak lengkap, dan dugaan penggunaan dokumen kependudukan fiktif untuk mendaftar di sekolah favorit, terutama pada jalur zonasi. Selain itu, ditemukan permasalahan terkait verifikasi dan validasi data calon peserta didik dan keluarga diduga memanipulasi data domisili dengan caramemperbaharui dokumen KK tanpa pindah domisili, mencantumkan alamat wali, dan menggunakan alamat fiktif. Selain itu proses verifikasi dan validasi di sekolah juga tidak optimal, hanya fokus pada kesesuaian dokumen, tidak sampai klarifikasi domisili selama 1 tahun, sehingga terdapat dugaan maladministrasi di sekolah dengan“menambahkan” persyaratan dokumen yang tidak diatur dalam peraturan. Dampak yang dapat terjadi dari permasalahan tersebut adalah dilanggarnyaasas PPDB yang objektif, transparan, dan akuntabel, serta dapat memicu keberatan terhadap hasil penetapan peserta didik baru pada 19 Juni 2024.

Namun dari beberapa permasalahan PPDB di Jawa Barat ditemukan, seperti gangguan aplikasi dan informasi yang tidak lengkap. Ombudsman memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Jabar inovatif dan yang bergerak cepat dalam menyelesaikannya. Pemprov Jabar dalam PPDB 2024. Mereka telah menyalurkan 3.320 calon peserta didik dari data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim dan memperkuat akses pendidikan bagi kelompok rentan, serta dengan memperketat persyaratan khusus pada pendaftaran jalur zonasi.

Perbaikan PPDB Jabar 2024: Ombudsman Beri Saran Penting!

Ombudsman Jawa Barat telah memberikan saran perbaikan kepada Pemprov Jabar untuk PPDB 2024. Saran-saran ini bertujuan untuk memastikan proses PPDB yang transparan, akuntabel, dan bebas dari kecurangan. Berikut poin-poin penting dari saran-saran tersebut:

  1. Dinas Pendidikan Jabar harus berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk memastikan kesesuaian dokumen kependudukan dengan domisili calon peserta didik;
  2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memerintahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menetapkan perangkat dan melakukan verifikasi dan validasi bersama sekolah untuk memastikan kesesuaian dokumen kependudukan dengan domisili calon peserta didik pada saat ini;
  3. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memerintahkan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebagai Pengawas Internal (APIP) untuk terlibat dalam pengawasan pelaksanaan PPDB 2024 yang bertujuan menguatkan upaya pencegahan maladministrasi oleh penyelenggara;
  4. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menganulir pendaftaran calon peserta didik yang terbukti mendaftar dengan menggunakan dokumen kependudukan yang tidak sesuai dengan domisili sebenarnya;
  5. Memperbaiki pengelolaan dan mekanisme Pengaduan PPDB secara berjenjang di satuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas Pendidikan, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan pengaduan terhadap hasil penetapan peserta didik baru secara cepat, tepat, tertib tuntas, dan dapat dipertanggungjawabkan sebelum Pendaftaran PPDB Tahap 2 dimulai;
  6. Mengumumkan penetapan peserta didik baru dengan memuat: Nomor pendaftaran, nama peserta didik yang diterima, asal satuan pendidikan, alamat, dan peringkat hasil seleksi pada satuan pendidikan, selain informasi yang dikecualikan oleh peraturan perundangan mengenai keterbukaan informasi public; dan
  7. Dinas Pendidikan memastikan penyaluran seluruh calon peserta didik Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) Ekstrem dan Jalur Afirmasi KETM, kecuali bagi calon peserta didik yang tidak bersedia disalurkan.

Saran-saran ini diharapkan dapat membantu Pemprov Jabar dalam meningkatkan kualitas PPDB 2024. Mari bersama-sama awasi PPDB Jabar 2024 agar tercipta proses penerimaan peserta didik yang adil dan berkualitas!

Penulis: Yanti Triana dan Agus Ramdani

KADISDIK SUMEDANG SAMPAIKAN 3 AKSELERASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM LITERASI NUMERASI

KADISDIK SUMEDANG SAMPAIKAN 3 AKSELERASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM LITERASI NUMERASI

Sumedang, 13062024, WK, – Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Kabupaten Sumedang, Dr. H. Dian Sukmara, M.Pd. menjadi salah satu narasumber yang diundang pada kegiatan Fasilitasi Pengimbasan Penguatan Literasi dan Numerasi di Hotel Gumilang Regency Bandung, 12 Juni 2024, pada kesempatan tersebut, Dian menyampaikan 3 (tiga) program akselerasi peningkatan mutu literasi dan numerasi di Kabupaten Sumedang.

Pertama, dalam konteks regulasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang telah membuat Surat Edaran yang ditujukan kepada seluruh kepala TK negeri dan swasta, Kepala Kelompok Belajar, Kepala Sekolah Dasar negeri dan swasta, dan Kepala Sekolah Menengah negeri dan swasta. SE yang dikeluarkan tanggal 12 Juni 2024 tersebut berisi himbauan Pemanfaatan Dana BOS/BOP untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, khususnya dalam kecakapan literasi dan numerasi.

Pada APBD tahun 2024, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang menganggarkan anggaran untuk pelaksanaan program pelatihan, pengadaan sarana dan prasarana, dan penyediaan buku non-teks, monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan peningkatan kersajama.

Kedua, penguatan Komunitas Belajar (Kombel) melalui program jambore literasi dan numerasi, kunjungan antarkomunitas belajar untuk saling berbagi  pengalaman dan praktik terbaik, pengembangan  bersama sumber belajar, lomba inovasi pembelajaran, dan publikasi hasil karya komunitas belajar. Optimalisasi Kombel fokus pada pembelajaran, membudayakan budaya kolaborasi dan tanggung jawab kolektif, dan  berorientasi pada (hasil) pembelajaran murid.

Ketiga, penguatan kemampuan pelaksanaan pembelajaran berbasis aktivitas literasi dan numerasi melalui kegiatan readathon, GASING, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan istilah “CANTIK PERKASA” yang merupakan akronim dari CerdAs, Nyunda, eksoTIK, berbasis kasih SAyang. Kemudian ada program paket geulis, dan Sumedang Simpati Academy.

Readathon

Secara etimologis, istilah readathon berasal dari dua kata, yaitu read (membaca) dan marathon (lari jarak jauh). Secara semantis leksikal, readathon berarti membaca bersama-sama dalam jangka waktu tertentu tanpa berhenti dalam keadaan senyap. Tujuannya menumbuhkan minat dan motivasi membaca, rasa cinta buku, membiasakan membaca secara aktif, dan membangkitkan semangat akan pentingnya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca buku. Bentuk kegiatannya Sesi Membaca Bersama (Read-Aloud): Guru dan siswa membaca buku di lapang upacara, sementara siswa lainnya mendengarkan. Sesi ini bisa diikuti dengan diskusi atau tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. Hasil bacaan ditulis dalam buku catatan khusus literasi dan sesi menceritakan kembali hasil yang dibacanya.

Metode GASING

Metode GASING adalah salah metode inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan literasi dan  numerasi peserta didik di Kabupaten Sumedang. GASING adalah akronim dari Gampang, AsIk, dan menyenaNGkan.

Gasing merupakan metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik dan menyenangkan. Metode ini dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya. Tujuannya; (1) memberikan pengetahuan bidang matematika untuk siswa dan guru tingkat Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang. (2) mengembangkan kemampuan siswa dan guru sebagai peserta sekaligus pendamping dalam hal penyelesaian masalah pembelajaran di sekolah, dan (3) menggali kemampuan belajar matematika dengan metode GASING yakni gampang, asyik dan menyenangkan.

Bentuk kegiatannya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang bekerjasama dengan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya (YTIJ). Kegiatan dilaksanakan di SDN Manangga selama 15 hari, yaitu dari tanggal 1 s.d. 17 Februari 2023. Kegiatan diikuti oleh 78 peserta, terdiri dari 26 guru dan 52 peserta didik SD berasal dari 26 Kecamatan se-Kabupaten Sumedang. Program GASING sudah diimbaskan sejak Februari s.d. Agustus 2023 melalui pola ToT (Training of Trainer), pengimbasan ke Trainer, pengimbasan ke fasilitator, hingga ke semua guru dan peserta didik di Kabupaten Sumedang.

CANTIK PERKASA

P5 “CANTIK PERKASA“ (CerdAs, Nyunda, eksoTIK, berbasis kasih SAyang) di Kabupaten Sumedang terinspirasi oleh perjuangan Wa Een (Een Sukaesih), seorang guru inspiratif dari Kabupaten Sumedang. Dalam keadaan sakit dan lumpuh masih mau mengajar murid-muridnya. Een pernah dikunjungi oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono beserta ibu Ani Yudhoyono tahun 2014.

Een adalah guru tidak mau mengalah dalam menghadapi tantangan, sehingga semangatnya harus jadi inspirasi dan motivasi untuk membangun pendidikan di Kabupaten Sumedang. Nilai kearifan lokal dan inspirasi dari Een Sukaesih, pahlawan pendidikan Kabupaten Sumedang harus disampaikan kepada generasi muda dan peserta didik di Kabupaten Sumedang khususya dan Jawa Barat pada umumnya.

P5 CANTIK PERKASA adalah strategi transformasi budaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Tujuannya untuk mewujudkan terciptanya sinergitas pengembangan system ilmu pengetahun dalam kurikulum persekolahan dengan kearifan lokal tempat siswa berada dan melangsungkan kehidupan dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Sedangkan bentuk kegiatannya penelusuran, penggalian, penampilan dan pengembangan potensi  keberagaman dan keunggulan karaktistik wilayah.

Paket Geulis

Paket Geulis adalah program kesetaraan terintegrasi melalui Digitalisasi perpustakaan Berbasis Inklusi sosial. Tujuannya Kolaborasi organisasi perangkat daerah (Disdik, Dispusipda, Pemerintah Desa, Disdikcapil dan organisasi sosial masyarakat lainnya) meningkatkan angka partisipasi sekolah dan RLS. Bentuk kegiatannya Penyelenggaraan PKBM secara terstruktur, massif dan sistemik diseluruh wilayah Dea/Kota di Kab. Sumedang.

Sumedang Simpati Academy (SSA)

SSA adalah pelatihan daring melalui Platform Sumedang Simpati Academy. T ujuan Dari Simpati Academy adalah untuk meningkatkan Kompetensi pegawai termasuk pendidik dan tenaga kependidikan melalui pelatihan berbasis daring yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Kegiatan berupa pelatihan melalui LMS baik secara Synchronous maupun Asynchronous. Capaiannya adanya peningkatan kualitas pegawai, termasuk pendidik dan tenaga kependidikan di Kabupaten Sumedang.

Kareta Sobat

Kareta Sobat (Kendaraan Rekreatif Edukatif Sarana Kolaborasi BBGP Jawa Barat) adalah salah satu inovasi Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat yang diluncurkan pada kegiatan Semarak Karya Transformasi Pendidikan Berbasis Komunitas Belajar. Tujuannya Budaya dan kearifan lokal menjadi warna dalam khazanah kekayaan bangsa yang sudah semestinya kita pelihara dan dilestarikan melalui pendidikan berbasis budaya dan kearifan lokal. Bentuk kegiatannya mendekatkan layanan BBGP ke tempat yang sulit dijangkau, serta dapat mengenalkan budaya leluhur sunda kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam rangka membangun identitas atau Jatidiri Bangsa.

e-Pelita Mobil

e-Pelita Mobil adalah Aplikasi perlindugan bullying terhadap anak pada sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Sumedang. Tujuannya: (1) mendeskripsikan gambaran umum kasus kekerasan di Kabupaten Sumedang. (2) merumuskan langkah-langkah praktis perlindungan peserta didik terhadap Bullying melalui e-Pelita. (3) menguatkan perlindungan terintegrai yang aman bagi peserta didik  dalam pelaporan Bullying  secara digital pada e-Pelita. (4) melibatkan para pihak khususnya orang tua dalam memberikan perlidungan, pencegahan, pengendalian bullying terhadap anak melalui e-pelita.

Berbagai program peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Sumedang berdampak terhadap capaian rapor pendidikan Kabupaten Sumedang. Capaian literasi tahun 2024 SD Umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 84,59%. Naik 13,84% dari 2023 (70,75%). SMP umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 80,73%. Naik 10,64% dari tahun 2023 (70,09%). Pada aspek numerasi, SD Umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 79,54%. Naik 25,94% dari 2023 (53,6%). SMP umum negeri dan swasta masuk kategori BAIK sebesar 76,26%. Naik 28,01% dari tahun 2023 (48,25%). Capaian iklim kemanan, capaian karakter, capaian iklim kebinekaan, dan capaian iklim inklusivitas juga mengalami kenaikan dengan kategori BAIK.

Paparan Dian Sukmara menginspirasi peserta dari daerah lainnya. Bahkan dalam sesi tanya jawab, ada peserta yang ingin berkunjung dan melakukan studi tiru peningkatan mutu pendidikan, khususnya terkait literasi numerasi. Menyikapi hal tersebut, Dian menyambutnya dengan tangan terbuka.

Pada kesempatan itu pula, Dian yang juga seorang penulis, hobi menulis, dan pernah menjabat rektor Universitas 11 April Sumedang tersebut menyampaikan apresiasi kepada BBPMP Provinsi Jawa Barat yang telah memfasilitasi advokasi peningkatan mutu literasi dan numerasi kepada pemerintah daerah. Hal ini dapat memotivasi dan menjadi trigger untuk semakin membangun kesadaran bersama terkait pentingnya penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran. Kolaborasi dan komunikasi yang baik berbagai pemangku kepentingan menjadi kata kunci dalam peningkatan mutu literasi dan numerasi di daerah. Komunikasi yang baik dengan pimpinan level atas pun menjadi kunci penting implementasi program, imbuhnya. (IA).

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Tingkatkan Kapasitas Tim PMO

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Tingkatkan Kapasitas Tim PMO

Foto oleh Imanbees
Coaching dan Mentoring Tim PMO

Bandung Barat, 120624 ,-  Kita perlu mempertegas kembali formula kolaborasi dengan pemerintah daerah dan menumbuhkan rasa kepemilikan program pendidikan dalam implementasi kurikulum merdeka. Demikian Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat (BBPMP Jabar), Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd dalam kegiatan Coaching dan Mentoring pada tim Project Management Officer (PMO) bagi 27 kabupaten kota dan PMO Provinsi.

Dengan peningkatan kolaborasi dan efektivitas program, diharapkan kualitas pendidikan di Jawa Barat dapat meningkat dan target-target pendidikan yang telah ditetapkan tercapai optimal.

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 10 s.d. 12 Juni 2024 di Kampus Padalarang BBPMP Jabar ini, diikuti selain oleh Tim PMO juga Tim Konsultan, yang terdiri dari Rahadian Pradja Paramita, Dwijoko Widiyanto, dan Ben Satriana.

Sebelumnya, coaching dan mentoring ini dilakukan 2 sesi, sesi diskusi bersama 4 sampai 5 kabupaten/kota di setiap sesinya. Terungkap bahwa Tim PMO menghadapi beberapa kendala dalam berkolaborasi dengan pemerintah daerah, terutama dalam hal komunikasi, koordinasi, dan responsivitas. Beberapa Dinas Pendidikan kurang tanggap terhadap permintaan data, dokumentasi dan undangan dari Tim PMO, serta keterlibatan yang minim dalam program dan sistem kerja yang kurang terstruktur.

Tim PMO sepakat mengusulkan beberapa langkah untuk meningkatkan kolaborasi dan efektivitas program, antara lain memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan dinas pendidikan melalui keterlibatan yang lebih dalam dan sistem kerja yang lebih terstruktur, memanfaatkan aplikasi seperti gdrive dan tableu untuk mempermudah koordinasi, serta meninjau kembali tim kerja agensi untuk memastikan efektivitas komunikasi pelaksanaan program.

“Kesenjangan kolaborasi ini tidak dapat diabaikan. Kita perlu solusi pendampingan asimetris untuk mendorong kolaborasi dan meningkatkan prestasi pendidikan di Jawa Barat,” demikian pernyataan Tim Konsultan BBPMP Jabar.

Kesenjangan ini dirasakan ketika Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi sangat baik dalam berkolaborasi, sementara kabupaten lainnya dengan nilai rapor pendidikan tinggi seringkali kurang kooperatif dalam menanggapi program yang digulirkan.

Pendekatan pendampingan yang dilakukan Tim PMO yang sama untuk semua daerah belum tentu baik dan ideal. Pengenalan budaya kabupaten kota dan solusi asimetris yang mempertimbangkan perbedaan tingkat kolaborasi dan responsif di setiap daerah perlu diperhatikan.

Coaching dan Mentoring Kepala BBPMP Jawa Barat dianggap berhasil meningkatkan kapasitas Tim PMO dalam mengelola program pendidikan di 27 kabupaten/kota dan 1 tim provinsi. Kegiatan ini sebagai upaya untuk memelihara, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya di Provinsi Jawa Barat. (Penulis: Arlina/Editor: Mutia)

Praktik Baik Pemanfaatan Rapor Pendidikan

Praktik Baik Pemanfaatan Rapor Pendidikan

Bandung Barat, 100624, WK,_-Liputan kali ini, Tim Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat mengunjungi salah satu sekolah yang berada di pusat Kota Cimahi, yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Cimahi. Sekolah dengan lahan yang terbatas dengan peserta didik 1.555 siswa dengan 44 rombongan belajar ini, terbagi pada dua lokasi. Pada kampus utama terdapat fasilitas lift yang diutamakan untuk pengajar, mengingat bangunan sekolah tersebut memiliki 4 lantai.

Membahas rapor pendidikan, diakui Isnaeni Zakiah, Kepala SMAN 5 Cimahi bahwa rapor pendidikan memberikan banyak manfaat.

“Melalui data yang diperoleh dari rapor pendidikan, kami dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada, kemudian merefleksi segala sesuatu yang telah dilaksanakan,” urai beliau,” selanjutnya kita benahi perencanaan dan benahi implementasi program yang akan dilaksanakan.”  Semua unsur warga sekolah mau belajar dan memperbaiki diri berdasarkan data yang ada.

Sekolah yang diresmikan tahun 1991 ini, memiliki Tim Penjaminan Mutu Sekolah (TPMS), sebagai tim pertama yang akan membahas rapor pendidikan ini. Setelah itu baru kita rapat dengan seluruh warga sekolah mengenai pembahasan rapor pendidikan ini, tambah Isnaeni.

Ditanya mengenai perbedaan sebelum dan sesudah ada rapor pendidikan, Isnaeni menegaskan bahwa setelah adanya rapor pendidikan, sekolah dapat dengan mudah melihat ketercapaian visi misi nya, mengingat data yang didapat, diyakini objektif, terpercaya dan terintegrasi (dengan solusi pemecahan masalahnya).

Senada dengan Isnaeni, Eni Sumiyarni, wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMAN 5 Cimahi, menyatakan telah memanfaatkan hasil rapor pendidikan.

“Kami telah melakukan in house training (IHT) bagi para guru mengenai penyusunan kurikulum pada beberapa waktu lalu,” urainya,”adapun dasar penyusunan disesuaikan dengan hasil langkah pembahasan rapor pendidikan,” tambahnya.

Selain IHT, SMAN 5 Cimahi memiliki komunitas belajar berdasarkan mata pelajarannya. Dimana di dalamnya, guru-guru tersebut saling bertukar pikiran, saling bantu dalam pengisian platform merdeka mengajar, dan mengasah kompetensi sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pembahasan rapor pendidikan.

Sementara itu, ditemui di tempat terpisah, Suparman, Pengawas di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, memaparkan pendampingan yang dilakukan pada sekolah binaannya.

“Kami melakukan pendampingan pada 19 sekolah binaan kami,” jelas beliau,” salah satunya SMAN 5 Cimahi. Semua sekolah melakukan langkah-langkah pembahasan rapor pendidikan, hingga penyusunan perencanaan berbasis data.”

Adanya pendampingan dari pengawas pembina, proses peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui komunitas belajar, serta terutama kepala sekolah yang terbuka, antusias serta mendukung perubahan, membuktikan pemanfaatan rapor pendidikan telah dilakukan oleh SMAN 5 Cimahi sebagai sekolah yang transformatif. (Imanbees dan Mutia)

.

Behind The Scene Melesatnya SPM Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Behind The Scene Melesatnya SPM Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Bandung Barat, 100624, WK,- Salah satu perubahan strategis yang dibawa oleh kebijakan Merdeka Belajar adalah diberlakukannya Standar Pelayanan Minimal (S PM) pendidikan bagi pemerintah daerah. Kebijakan ini diatur dalam Permendagri No. 59 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Minimal, dan Permendikbudristek No. 32 Tahun 2022 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.

Mengapa SPM Pendidikan bernilai strategis? Karena kebijakan ini mengakhiri ketidakpastian perencanaan dan penganggaran pendidikan yang sudah terjadi dalam waktu lama. Dengan SPM Pendidikan, pemerintah daerah tidak bisa lagi membuat rencana pembangunan pendidikan tanpa data dan tolok ukur yang jelas, dan mengalokasikan anggaran dengan argumen yang tak jelas pula. SPM Pendidikan yang didukung dengan data-data akurat, rapor pendidikan memungkinkan perencanaan dan penganggaran pendidikan pemerintah daerah lebih tepat sasaran dan lebih efisien.

Selain menjadi penunjuk jalan pembangunan pendidikan, SPM juga bisa menjadi alarm tanda bahaya. Ia bisa mengingatkan pemerintah daerah terhadap masalah-masalah pendidikan apa saja yang berada dalam zona merah atau yang selama ini mungkin diabaikan. Ia bisa memandu ke mana anggaran pendidikan semestinya harus dialokasikan dengan cara yang jauh lebih mudah.

Rapor Pendidikan dan Naik Turun SPM Pendidikan Jabar

Meskipun telah menjadi kebijakan nasional, upaya Provinsi Jawa Barat menjalankan pembangunan pendidikan dengan tolok ukur SPM belum berjalan mulus. Sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini, pelaksanaan SPM pendidikan di provinsi ini naik turun. Grafik indeks SPM Pendidikan melandai pada tahun 2022-2023, tetapi melejit pada 2023-2024.

Jika ditilik lebih mendalam dari Rapor Pendidikan, capaian literasi dan numerasi di Jabar juga fluktuatif. Rapor Pendidikan Jawa Barat 2023 mencatat sebagian besar kualitas hasil belajar semua jenjang pendidikan masih masuk dalam kategori “kurang” dan “sedang”. Pada kemampuan literasi tercatat sebanyak 63,47% satuan pendidikan belum mencapai kategori “baik”, dan numerasi tercatat 83,93 % satuan pendidikan “belum baik”.

Pada tahun 2024, rapor pendidikan Jabar membaik. Meskipun masih dalam status “kurang” dan “sedang”, literasi dan numerasi menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada kemampuan literasi, sebanyak 52,07 % satuan pendidikan telah masuk dalam kategori “baik”. Pada kemampuan numerasi, meskipun masih terdapat 58,33% satuan pendidikan masuk dalam kategori “belum baik”, jumlahnya jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 83,93 %.

Kerja Bersama Identifikasi, Refleksi dan Benahi

Masalah tersebut sudah lama disadari stakeholder pendidikan di Jawa Barat. Selama 3 tahun terakhir, Provinsi Jawa Barat bahu membahu bersama BBPMP Provinsi Jabar intensif melakukan pembenahan pencapaian SPM pendidikan dengan metode identifikasi, refleksi dan benahi. Kerja sama pembenahan ini dilakukan melalui pendampingan asimetris dan konsultatif.

BBPMP Provinsi Jawa Barat menempatkan PMO di seluruh atau 13 Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat. Para anggota PMO yang bertugas sebagai penghubung (liaison officer) menjalankan tugas pendampingan, supervisi, dan advokasi kebijakan Merdeka Belajar

secara tematik. Pendampingan dilakukan dengan berbagai strategi, seperti sosialisasi, coaching clinic, webinar, monitoring dan evaluasi, rapat koordinasi, dan asistensi berbagai isu. Mulai dari IKU, pemanfaatan rapor pendidikan dan PBD, hingga penetapan target kinerja penganggaran pendidikan dalam APBD, semua aspek dibantu dengan pendampingan ini.

Pendampingan asimetris dan konsultatif ini dibarengi dengan forum pertukaran pengalaman antar kepala dan sekretaris dinas pendidikan se-Jawa Barat yang tergabung dalam Komunitas Belajar Ramah dan Asyik (KOBRA). Komunitas belajar ini menyatukan seluruh kepala dan sekretaris dinas pendidikan kabupaten/kota dalam satu forum. Di KOBRA, mereka bertukar informasi, berdiskusi, dan saling mendukung dalam mencapai program prioritas. Diskusi dipandu langsung oleh Kepala BBPMP Jabar dan berlangsung di berbagai platform seperti WAG KADISDIK, WAG SEKDISDIK, WAG rapor pendidikan, dan pertemuan daring dua mingguan. KOBRA pun aktif membahas data rapor pendidikan dan PBD, baik di tingkat dinas maupun satuan pendidikan.

Dukungan Inovasi BBPMP Provinsi Jabar

Selain pendampingan asimetris dan konsultatif, BBPMP Provinsi Jabar secara internal juga mengembangkan inovasi pengembangan data, yaitu pengembangan program satu data satu pintu, dan dasbor induk program prioritas.Pertama, satu data satu pintu. Banyaknya program prioritas membawa konsekuensi lahirnya banyak data dari banyak sumber dan dasbor. Banyak dan beragamnya sumber data potensial menciptakan kebingungan dan kesimpangsiuran informasi. Dengan inovasi ini, BBPMP Provinsi Jabar telah mengkompilasi dan menyatukan seluruh data dalam satu wadah yang mudah diakses oleh para petugas pendamping daerah. Hampir seluruh pendamping daerah telah pula dilatih bagaimana membaca, menganalisis dan menggunakan data dalam proses advokasi kebijakan Merdeka Belajar.

Kedua, dasbor induk program prioritas. Data dan informasi yang dikumpulkan dalam satu wadah diolah menjadi Dasbor Induk Program Prioritas. Awalnya, dasbor ini hanya digunakan sebagai instrumen monitoring internal kinerja pegawai BBPMP Jabar. Namun, kini dasbor tersebut telah dikembangkan menjadi “Tableu Capaian Program Prioritas” yang dapat diakses setiap saat oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Tableu ini memungkinkan dinas pendidikan memonitor capaian program prioritas di daerahnya secara real-time dan transparan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah lebih cepat demi meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya.

Hasil dan Capaian: SPM Pendidikan Jabar Melesat

Meski masih ada rintangan, inovasi dan kerja sama dalam proses identifikasi, refleksi, benahi mulai membuahkan hasil. Komitmen pemerintah Provinsi

Jawa Barat untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Komitmen tersebut telah mengantarkan Jawa Barat selama dua tahun berturut-turut merebut SPM (Standar Pelayanan Minimal) Award dari Kementerian Dalam Negeri RI sebagai daerah terbaik kedua (2023) dan terbaik pertama (2024).

Khusus dalam bidang pendidikan, capaian indeks pemenuhan SPM Pendidikan di 28 daerah di Jawa Barat melesat sepanjang tiga tahun terakhir. Pada 2022 hanya ada satu daerah dari 28 daerah yang mencapai indeks tuntas muda, sementara 27 daerah sisanya belum tuntas. Pada tahun 2024, seluruh daerah telah memenuhi indeks SPM Pendidikan dengan rentang ketuntasan beragam mulai dari tuntas muda hingga tuntas madya.

BBPMP Provinsi Jabar meyakini bahwa setiap kabupaten/kota mampu meningkatkan capaian indeks SPM Pendidikan hingga mencapai level tuntas paripurna. Selain mempertahankan inovasi yang telah berjalan, dan terus melakukan pendampingan implementasi perencanaan berbasis data dan penganggaran, BBPMP Jawa Barat sedang membantu pemerintah daerah mengembangkan instrumen monitoring kinerja pengawas dalam menjalankan tugas pendampingan program prioritas, utamanya rapor pendidikan dan PBD di tingkat satuan pendidikan.

Penulis: Sri Wahyuningsih (Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat)

Provinsi Jabar Dorong Penguatan Literasi Numerasi Pendidikan Dasar

JAKARTA, 070624,WK – Dalam rangka meningkatkan literasi dan numerasi khususnya di jenjang pendidikan dasar, Provinsi Jabar akan bekerjasama dengan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).

Pemerintah Australia dan Indonesia telah meluncurkan sebuah kemitraan pendidikan empat tahun, yakni Program INOVASI dalam rangka mendukung pembelajaran di sekolah-sekolah dasar di Indonesia pada Kamis. Peluncuran program ini bersama enam provinsi mitra termasuk Jabar berlangsung di Jakarta pada 6-7 Juni 2024.

Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kementerian Agama (Kemenag), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), fase ketiga dari program INOVASI ini akan mendukung implementasi serta meluncurkan reformasi dan prioritas pendidikan.

Pemerintah Australia dan Indonesia telah bermitra dalam program INOVASI sejak tahun 2016. Fase ketiga yang baru ini bernilai AUD 55 juta selama 4 tahun (2024-2027) dan akan mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran inklusif dan pencapaian keterampilan dasar bagi semua siswa sekolah dasar di Indonesia.

Program ini akan memberikan dukungan dan pelatihan bagi para guru dan staf pendidikan di tingkat nasional dan provinsi, seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

“Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia dan Indonesia, kami senang dapat memperluas kemitraan kami di bidang pendidikan dan sekolah dasar ke lebih banyak provinsi, termasuk Jawa Barat dan Maluku,” ujar Madelaine Moss, Minister-Counsellor for Governance and Human Development, Kedutaan Besar Australia saat peluncuran program di Jakarta.

Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek mengatakan bahwa ekosistem pendidikan di daerah merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam sistem pendidikan, yang telah terbukti selama masa pandemi COVID-19. Dengan gotong royong, Indonesia mampu bertahan dari hilangnya waktu belajar selama pandemi. “Pendidikan adalah upaya jangka panjang. Dibutuhkan kolaborasi melalui ekosistem pendidikan untuk memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik,” tegasnya.

Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat Sri Wahyuningsih mengungkapkan kegembiraannya bahwa Provinsi Jabar terpilih untuk menjadi mitra INOVASI di fase 3.

“Saya senang INOVASI fase 3 menggandeng Jabar. Kami dari BBPMP Jabar akan sepenuhnya mendukung dan bekerjasama dengan INOVASI untuk mewujudkan kabupaten pilot yang dapat dijadikan percontohan untuk kabupaten-kabupaten lainnya,” ujar Sri Wahyuningsih yang akrab dipanggil Bu Ning. Bu Ning menyampaikan siap berkolaborasi di Jabar bersama dengan INOVASI dalam rangka mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu dan inklusif di Jabar.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Rohmat Mulyana, menyoroti peran penting ekosistem pendidikan dalam meningkatkan kualitas madrasah. Kemenag melayani lebih dari 10 juta siswa di 87.000 madrasah yang tersebar di seluruh nusantara. Rohmat menekankan bahwa hubungan yang kuat dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan lokal, termasuk mereka yang berasal dari sektor pendidikan Islam, mendukung Kemenag untuk menawarkan layanan pendidikan yang komprehensif, berkualitas tinggi, dan merata kepada siswa madrasah. Di bidang pendidikan Islam, jumlah MI di Jabar sebesar 4.208 MI. ini menjadi tantangan bagi Pemprov Jabar karena 95% dari MI tersebut adalah swasta.

Skip to content