Sumedang-Kemendikbudristek telah menetapkan target yang menantang bagi BBPMP Jawa Barat untuk memastikan keberhasilan Kurikulum Merdeka. Salah satu targetnya adalah agar 75% sekolah yang menerapkan kurikulum baru memiliki komunitas belajar yang aktif. Komunitas ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi guru untuk berbagi pengalaman dan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu, Kemendikbudristek juga ingin memastikan bahwa setidaknya 75% dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga orang tua, memiliki pandangan positif terhadap Kurikulum Merdeka.
Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka: Apa Saja Kendalanya?
Peralihan ke Kurikulum Merdeka telah membuka babak baru dalam dunia pendidikan, namun juga menghadirkan tantangan signifikan bagi sekolah-sekolah, terutama yang baru memulai implementasinya. SDN Sukasirna I Sumedang, meski tidak tergabung dalam program Sekolah Penggerak, telah menunjukkan semangat yang patut diacungi jempol dengan aktif berpartisipasi dalam komunitas belajar Namun, sekolah ini, seperti banyak sekolah lainnya, menghadapi kendala yang kompleks. Salah satu tantangan terbesar adalah terbatasnya jumlah pengawas sekolah di Kabupaten Sumedang, yang berimbas pada minimnya pendampingan bagi sekolah-sekolah yang sedang beradaptasi dengan kurikulum baru.
Dalam upaya mengatasi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka, komunitas belajar telah muncul sebagai salah satu solusi yang menjanjikan. Sekolah-sekolah seperti SDN Sukasirna I Sumedang, yang secara proaktif terlibat dalam komunitas belajar, telah menemukan wadah untuk berbagi pengalaman, berkolaborasi, dan mencari solusi bersama. Meskipun demikian, kendala seperti ketidakseimbangan jumlah pengawas dan tuntutan perubahan yang mendasar masih menghantui. Komunitas belajar, meski efektif, membutuhkan dukungan yang lebih kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka.
Kepemimpinan Inspiratif: Kepala Sekolah Jadi Penggerak Komunitas Belajar
Komunitas belajar (Kombel) diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka. Melalui komunitas belajar, guru dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan solusi secara kolaboratif.
Komunitas belajar yang Bernama Berkah di SDN I Sukasirna telah menjadi jantung kegiatan pengembangan profesional guru. Dengan pertemuan rutin setiap minggu, baik secara tatap muka maupun daring, komunitas ini telah menciptakan ruang kolaboratif yang dinamis. Guru-guru dengan antusiasme berbagi praktik terbaik, berdiskusi mengenai tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka, dan saling memberikan dukungan. Melalui kegiatan berbagi materi ajar, studi kasus, dan refleksi bersama, Kombel Berkah telah berhasil meningkatkan kompetensi guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan menarik.
Dukungan penuh dari Kepala Sekolah SDN I Sukasirna telah menjadi salah satu kunci keberhasilan komunitas belajar Berkah. Kehadiran beliau dalam setiap pertemuan, baik secara langsung maupun virtual, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan profesional guru. Dengan arahan dan motivasi dari kepala sekolah, komunitas ini telah tumbuh menjadi sebuah kekuatan yang mendorong transformasi pembelajaran di sekolah. Selain itu, dukungan sarana dan prasarana yang diberikan oleh kepala sekolah juga sangat membantu kelancaran kegiatan komunitas.
Bersama Komunitas Belajar, Guru Percaya Diri Terapkan Kurikulum Merdeka
“Komunitas belajar di Kecamatan Sumedang Selatan telah menjadi angin segar bagi para guru,” ungkap Ibu Inggit Gantina, Kepala Sekolah SDN Sukasirna I Sumedang dengan penuh semangat. “Melalui diskusi yang mendalam dan berbagi pengalaman, mereka tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Kurikulum Merdeka, tetapi juga merasakan semangat kolaborasi yang kuat. Dukungan dari rekan sejawat, baik dalam bentuk saran, masukan, maupun berbagi praktik baik, telah menjadi motivasi tersendiri bagi mereka untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Kami merasa tidak sendirian dalam menghadapi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka.”
“Sebelum bergabung dengan komunitas belajar, para guru merasa agak kesulitan dalam memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka,” aku Inggit. “Namun, setelah aktif berpartisipasi dalam komunitas, pemahaman mereka menjadi jauh lebih baik. Mereka merasa lebih percaya diri dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Komunitas belajar telah memberikan bekal yang sangat berharga untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.”
Selanjutnya, Nining Marianingsih Guru Kelas 5 juga mengungkapkan “Saya sangat bersyukur dengan adanya komunitas belajar ini,” tuturnya dengan penuh syukur. “Diskusi-diskusi yang kami lakukan tidak hanya membahas tentang Kurikulum Merdeka, tetapi juga tentang berbagai aspek pembelajaran lainnya. Saya merasa seperti memiliki keluarga kedua di komunitas ini. Dukungan dan semangat yang mereka berikan telah menjadi motivasi terbesar bagi saya untuk terus berkarya.”
“Dini Apriani, guru kelas 3 SDN Sukasirna I Sumedang juga menjelaskan “’Komunitas ini telah menjadi rumah bagi kami para guru untuk berkolaborasi, belajar, dan tumbuh bersama,’ ujarnya. ‘Melalui diskusi yang mendalam, kami tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Kurikulum Merdeka, tetapi juga menemukan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.”
Komunitas Belajar: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka
Berdasarkan testimoni dari Ibu Inggit Gantina, Bu Nining Marianingsih, dan Bu Dini Apriani, dapat disimpulkan bahwa komunitas belajar di Kecamatan Sumedang Selatan telah memberikan dampak yang sangat positif bagi para guru di SDN Sukasirna I Sumedang. Komunitas ini tidak hanya menjadi wadah untuk belajar, tetapi juga menjadi tempat para guru merasa terhubung dan termotivasi untuk terus berkarya. Melalui kolaborasi di Kombel Berkah dan dukungan yang kuat dari Kepala Sekolah, para guru semakin percaya diri dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas”
Komunitas belajar telah terbukti menjadi solusi yang efektif bagi sekolah-sekolah seperti SDN Sukasirna I. Melalui komunitas belajar, sekolah ini dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan solusi dengan sekolah lain. Namun, keberhasilan komunitas belajar bergantung pada pemahaman yang sama di antara semua pihak terkait, termasuk dinas pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru. Meskipun SDN Sukasirna I telah menunjukkan semangat yang tinggi, perlu adanya upaya yang lebih efektif dalam mensosialisasikan pentingnya komunitas belajar dan cara menjalankannya agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak sekolah
Tim Penulis : Agus Ramdani, Enang Komala, Mohamad Diva – BBPMP Jabar