Bandung, 11 September 2024 – Dalam rangka mendorong peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan pendidikan, BBPMP Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan “Refleksi dan Penyusunan Praktik Baik Implementasi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di Satuan Pendidikan Binaan”. Acara ini dilaksanakan di Hotel Harris, Kota Bandung, selama tiga hari, mulai dari Rabu hingga Jumat. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan sekolah binaan tahun 2024 dari berbagai jenjang pendidikan, termasuk PAUD, SD, SMP, SMA, SLB, dan PKBM, dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi progres pelaksanaan GSS di satuan pendidikan binaan, sekaligus merumuskan praktik baik yang dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain. Evaluasi dilakukan dengan memetakan kekuatan dan kelemahan program, serta menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan dokumen Best Practice yang akan menjadi panduan untuk pengembangan program di masa depan.
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang sudah lama diterapkan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan masih belum optimal. Banyak sekolah yang hanya fokus pada layanan darurat tanpa cukup memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta keterlibatan keluarga dan masyarakat yang terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, Kemendikbud Ristek meluncurkan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang menitikberatkan pada lima aspek kesehatan: Bergizi, Fisik, Imunisasi, Jiwa, dan Lingkungan. GSS bertujuan meningkatkan kesehatan secara berkelanjutan di sekolah, sehingga peserta didik dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung proses belajar. Kegiatan refleksi ini bertujuan mengevaluasi progres implementasi GSS di sekolah binaan, memetakan kekuatan dan kelemahan, serta menyusun dokumen Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Best Practice untuk pengembangan program di masa depan.
Menurut Yanti Triana, ketua panitia, kegiatan ini merupakan lanjutan dari pertemuan daring sebelumnya. “Kami pernah mendampingi tes kebugaran di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, dan kali ini dapat bertatap muka dengan 114 sekolah binaan serta 8 sekolah non-binaan,” jelasnya. Yanti berharap laporan dari sekolah-sekolah disusun berdasarkan konsep 5W+1H dengan prinsip Situation, Task, Action, Result (STAR), agar evaluasi program lebih sistematis dan komprehensif.
Pada sesi pembukaan, sambutan pertama disampaikan oleh Minhajul Ngabidin, perwakilan dari PDM 11, Direktorat SMP Ditjen PAUD Dikdasmen. Beliau menekankan pentingnya pelaksanaan GSS dalam mendukung kualitas kesehatan di sekolah. “Gerakan Sekolah Sehat yang berfokus pada lima aspek kesehatan ini diharapkan dapat menjadi upskilling bagi sekolah-sekolah, bukan hanya sebagai program jangka pendek, tetapi juga menjadi bagian integral dari pengembangan sekolah,” ujar Minhajul.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Sri Wahyuningsih, Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat, yang menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini. “Sebenarnya, jika berbicara tentang sekolah sehat, bukan hanya kita yang hadir di sini yang harus terlibat. Kami berharap GSS ini menjadi gerakan yang diterapkan di seluruh sekolah, baik yang binaan maupun non-binaan,” kata Sri. Beliau juga menambahkan, “Poin penting dari program ini adalah keberlanjutan. Kami ingin memastikan bahwa GSS tidak hanya berhenti pada program, tetapi menjadi gerakan yang terus berkembang dan berkesinambungan.” Selanjutnya, dengan resmi, Sri Wahyuningsih membuka acara yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai jenjang pendidikan di Jawa Barat.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni PDM 11 Direktorat SMP Ditjen PDM. Minhajul Ngabidin membawakan materi mengenai arah kebijakan Program Gerakan Sekolah Sehat 2024, memberikan panduan strategis bagi sekolah-sekolah binaan untuk mengimplementasikan GSS dengan lebih baik. Selain itu, Nastiyawati, juga memberikan materi mengenai teknik penyusunan best practice, yang sangat penting dalam menyusun dokumentasi praktik baik yang dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lainnya. Salah satu sekolah yang juga berbagi pengalaman suksesnya dalam pelaksanaan GSS adalah SMPN 6 Tambun Bekasi, yang merupakan salah satu sekolah binaan GSS BBPMP pada tahun 2023. Praktisi dari sekolah tersebut memberikan wawasan tentang praktik baik yang telah mereka terapkan, mulai dari program kebersihan lingkungan hingga inisiatif kesehatan mental untuk peserta didik.
Pada akhir kegiatan, diharapkan tersusun Dokumen Rencana Tindak Lanjut (RTL) Program Kerja Implementasi GSS di satuan pendidikan binaan, serta Dokumen Best Practice yang dapat menjadi panduan bagi sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan program GSS. Dokumen ini diharapkan tidak hanya mencakup evaluasi hasil, tetapi juga strategi perbaikan dan pengembangan jangka panjang, sehingga gerakan ini dapat menjadi lebih efektif dan berdampak luas.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, BBPMP Provinsi Jawa Barat berharap implementasi Gerakan Sekolah Sehat akan semakin optimal dan dapat menjadi model yang diadopsi oleh sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Gerakan ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, mendukung proses belajar, dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. (UR)